Jumat, 28 Agustus 2009

ISO KKM

Yakinkan Nasabah, KKM Pamer ISO

Berbagai terobosan dilakukan Koperasi Karangasem Membangun(KKM) untuk meyakinkan masyarakat. Selain memaparkan program kerja dan strategi jitu, KKM kni menunjukan kesriusannya dengan menunjukan sertifikat ISO 9001:2008 yang diperoleh dari Worldwide Quality Assurance (WQA). Lembaga audit di bidang mutu pelayanan yang berkantor pusat di Inggris itu menyerahkannya di Lantai empat gedung trade centre KKM, di jalan Ahmad Yani, Subagan(26/8) kemarin. Sertifikat itu langsung diserahkan, General Manager Kantor Pusat WQA untuk Indonesia, Widayanti. Menurutnya, setelah penyerahan ISO dilakukan maka setiap satu semester atau maksimal setahun pihaknya terus menerus akan melakukan pemantauan dan membimbing awak KKM dalam perbaikan menejemen. “Dari berbagai kriteria, KKM kami anggap sudah memenuhi syarat. Setelah enam bulan atau satu tahun lagi kami akan cek. apa sistem ini jalan atau tidak,”ungkapnya. Dijelaskan sistem yang diterapkan bersifat continual improvement, dari menejemen yang jelek sampai yang bagus. Sertifikat itu sendiri menurutnya kegunaan sertifikat tersebut selain sebagai brand image, bahwa koperasi bersangkutan memiliki mutu standar internasional, juga untuk pengembangan organisasi dengan sistem yang baik. Pihaknya meyakini program tersebut bias berjalan karena ada komitmen Top manajemen untuk mengembangan usaha berbasis ekonomi kerakyatan. “Kami tidak berani mengeluarkan sertifikat tanpa ada komitmen top manajemen,”tambah Widayanti. Menyinggung soal kemelut yang terjadi di tubuh KKM terutama soal kasus hokum yang membelit koperasi dengan ribuan nasabah tersebut Widayanti berkelit tidak akan mencampuri persoalan hokum yang masih berjalan. “Yang namanya permasalahan, itu pasti ada, namun pengembangan ke depan, koperasi ini berkomitmen bahwa apa yang sudah terjadi tidak boleh terjadi lagi,”ujarnya. Disebutkan sistem manajemen mutu sudah ada standar yang akan diraih, seperti pengendalian mutu dan bentuk korektif action plan. Ditegaskan proses sertifikasi, tidak terpengaruh dengan proses hukum yang sedang berjalan. “Sudah ada perbaikan menejemen di tubuh KKM, dan kami lihat sudah memenuhi prosedur ISO,”ungkapnya. Jika sebelumnya internal audit, pengendalian dan rekap dokumen terkesan liar liar, saat ini sepenuhnya dikendalikan oleh pimpinan. Dari segi audit kata Widayanti,WQA tidak mau main-main.

Program KKM Belum Sepenuhnya Jalan

Aktifitas di KKM sampai saat ini masih berkutat pada pencairan dana nasabah. Berbagai program pengembangan yang seblumnya sempat diwacanakan pengurus belum sepenuhnya jalan. Hanya swalayan di kantor pusat dan trade centre yang sudah dibuka sementara 3 cabang di tiga kecamatan sampai saat ini belum ada kegiatan berarti. “Kantornya tutup sejak digerebeg petugas,”ujar I Komang Darsana, salah satu warga saat ditemui di dekat kantor cabang KKM Manggis. Menurutnya sejak dibekukan aktivitasnya oleh Polda Bali pada Pebruari silam, kantor cabang Koperasi Karangasem Membangun (KKM) masih lengang. Sementara kondisi para nasabah pasca pengembalian dana belum sepenuhnya mampu memulihkan kepercayaan yang sebelumnya diberikan kepada KKM. Beberapa diantra mereka mengaku diselimuti pertanyaan tentang kelanjutan koperasi yang sebelumnya memberikan keuntungan berlipat itu. Meski bersedia pengembaliannya 30 persen untuk nasabah 10 juta plus dan sisanya nyangkut dalam bentuk tabungan berjangka seperti dijelaskan pengurus, namun sebagian mengaku belum percaya sepenuhnya KKM akan bias mengembalikan dana tersebut tepat waktu. Persoalan kecil yang sampai saat ini masih mengganjal seperti perjanjian dan buku tabungan yang belum diterbitkan serta perjanjian keanggotaan dan 70 persen dana yang mengendap menjadi block saving belum jelas. Terkait hal itu, I Made Mahendra, dari Tim Pengembalian Dana nasabah KKM mengatakan pihaknya masih melakukan pendataan lanjutan.”Penataan yang kami lakukan belum selesai, jangan sampai grasa-grusu tapi malah tidak menghasilkan apa-apa,”jelasnya. Soal perizinan dari provinsi karena KKM merekrut anggota luar kabupaten pihaknya mengaku masih dalam tahap pengurusan. “Bukan dijajaki lagi, sedang dalam proses pengurusan,”terangnya. Dia sendiri mengaku tidak berani memastikan keluarnya ijin tersebut, karena merupakan kewenangan Dinas Koperasi.



Kesadaran Masyarakat Bayar Pajak Masih Rendah



Masih banyaknya wajib pajak yang tidak melaksanakan kewajibannya sesuai jatuh tempo mencerminkan rendahnya kesadaran masyarakat membayar pajak. Padahal pajak sangat penting untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Hal itu disampaikan Kadispenda Karangasem, Ir. Gede Adnya Mulyadi, dalam pembukaan Gebyar PBB (Pajak Bumi dan Bangunan ) Gedung Kesenian Amlapura, Kamis (27/8) kemarin. Dikatakan, tunggakan terbesar sesuai data sebelumnya ada peda sektor pariwisata.Menurut Adnya Mulyadi, kondisi demikian sebagai dampak lesunya kunjungan wisatawan ke Karangasem.”Tahun ini sejumlah hotel dan restoran kesulitan memenuhi kewajibannya membayar tungakan,”ujarnya. Dia berharap melalui Gebyar PBB yang dilaksanakan selama satu hari tersebut, akan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk melunasi PBB sekaligus dapat memotivasi para wajib pajak melunasi kewajibannya lebih awal dari waktu yang ditetapkan. “Dengan kesadaran membayar PBB berabti masyarakat telah ikut ambil bagian dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan,”sambungnya.
Sementara Bupati Karangasem I Wayan Geredeg dalam sambutan tertulisnya mengatakan, Pendapatan Karangasem dari pajak yang dituangkan dalam PAD, masih relatif kecil dibandingkan kebutuhan pembiayaan yang ada. “ Karangasem hanya mampu menyiapkan pendapatan melalui PAD Rp 40,5 milyar atau sekitar 6,04 persen dari seluruh belanja yang diperlukan, sisanya masih tergantung pusat dan propinsi,”terangnya. Gebyar PBB dibuka Wabup Gusti Lanang Rai mewakili Bupati Wayan Geredeg. Peserta terdiri dari para camat dan lurah se-Karangasem, pimpinan SKPD dan muspida.











Kekurangan Dana Nasabah Dipertanyakan


Kewajiban KKM untuk mengembalikan uang nasabah KKM yang minus hingga ratusan milyar rupiah menyisakan tanda tanya besar. Pernyataan pengurus sebelum penggerebegan oleh aparat kepolisian pertengahan Februari lalu yang mengatakan koperasi dengan puluhan ribu nasabah tersebut dalam kondisi untung ternyata tidak terbukti. Ketika diamankan aparat ternyata uang yang ada hanya sebesar Rp 293 milyar. Sementara kewajiban KKM untuk mengembalikan uang sekitar 61.000 nasabah besarannya mencapai limaratusan milyar lebih. Praktisi hukum I Nyoman Pasek mengaku perihatin dengan kondisi tersebut. Dia berpendapat pemerintah mempunyai kewajiban untuk mengusut keberadaan uang tersebut.”Kekurangannya harus dikejar. Pemerintah dan wakil rakyat jangan tidur dan sakit gigi,”geramnya. Dikatakan konidisi nasabah yang selama ini aman dan menerima tawaran dari pihak menjemen KKM seharusnya menjadi motivasi bagi pemerintah untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat.”KKM harus dibuka seperti dulu lagi, uang masyarakat dikembalikan plus play,”tambahnya. Dia beralasan belum ada keputusan hukum tetap yang menyatakan sistem yang dterapkan KKM sebelumnya melanggar hukum, karena belum ada vonis dari pengadilan. Soal kekurangan dana hingga ratusan milyar rupiah, pengurus KKM yang juga tim pengembalian dana nasabah I Made Mahendra mengatakan pihaknya akan memnta bantuan auditor koperasi unuk mengaudit keuangan KKM. Terkait kemana arah uang tersebut Mahendra mengaku belum bisa memastikannya.”Nanti kalau sudah diaudit akan jelas arahnya,”ujar Mahendra. Meski demikian dia mengakui sebagian dari uang tersebut dalam bentuk barang dan aset lain milik KKM. Soal program kerja KKM kedepan, Mahendra didampingi Ketut Pasek Kertiyasa dari tim pengembangan usaha KKM menambahkan selain fokus pada usaha perdagangan umm dan simpan pinjam, lagi-lagi KKM mengumbar trobosan lain yakni usaha proverti dan menggarap ongkos naik haji(ONH).”Kami sedang melakukan koordinasi dngan MUI,”tambah Pasek Kertiyasa. Sementara sejauh ini proses pengembalian dana nasabah baik sepuluh juta ke bawah atau sepuluh juta plus relatif lancar. Antrian mereka yang mencairkan dananya kembali setiap harinya menghiasi areal gedng KKM di Jalan Ahmad Yani Subagan




Cabai Dan Kembang Kerisan Sabet Juara Nasional
Kiprah I Gusti Ngurah Alit diakui pusat sebagai sosok petani yang layak diteladani karena mampu menjadi petani profesional yang tangguh. Bahkan pengembangan tanaman bunga krisan juga berhasil menambah kreatifitas dan nilai tambah sektor pertanian, sekaligus mengantarkannya mendapat predikat petani teladan tingkat nasional. Tampilnya petani Karangasem menyandang predikat teladan merupakan kebanggaan tersendiri mengingat di tengah krisis sektor pertanian dan tergencet sektor lain, justru memberi peluang prospektif dan kebangkitan. Kelompok Tani Giri Lestari beranggotakan 18 kelompok dengan ratusan orang anggota, yang dipimpinnya kini aktif mengembangkan komoditi Cabe di lahan seluas 75 Ha. Selain cabai komoditi sayur, tomat, sayuran (kol), bunga krisan dan tanaman hias menjadi andalan untuk meningkatkan nilai tambah. Menurut Ngurah Alit, pengembangan komoditi Cabe dikagumi oleh tim pusat karena mampu menangani dari pembibitan sampai ke pemasaran antar kabupaten. “Sejak ada Sub Terminal Agrobisnis, kini petani langsung dapat menikmati keuntungan tanpa potongan penjualan,”ujarnya. Ditambahkan disamping pengembanagn sayuran dan tanaman hias, pihaknya juga mengembangkan usaha ayam buras, yang kini populasinya mencapai 400.000 ekor. “Kotorannya kita manfaatkan untuk pupuk tanaman,”lanjut Ngurah Alit. Tak kalah menariknya, petani di daerah berhawa sejuk itu terus mengembangkan bunga krisan yang mulai laris di pasaran. Dikatakan sedikitnya 200 ikat laku dalam sehari. Dia berharap Pemkab terus mendorong pengembangan komoditi bunga Krisan untuk mengangkat citra Karangasem, menyusul komodditi cabe dan cool Karangasem diakui nomor I di Bali karena besar dan mengkilap dengan menggunakan pertanian secara organik.



Konsep Memanusiakan Tanaman Dikagumi Pusat
Keberhasilan Kelompok Tani Penghijauan Swadaya Kembang Lestari Dusun Nampo Desa Jungutan bebandem Karangasem menjadi jawara nasional menyisihkan 33 wakil Propinsi se Indonesia, ternyata diantarkan oleh satu kearifan budaya lokal. Menurut Ketua Kelompoknya, I Wayan Latra konsep penebangan pohon ala Bali dikagumi daerah lain.”Menyisipi tanaman dibatang pohon agar roh pohon tidak gentayangan, mendapat respon positif dan dikagumi daerah lain di Indonesia,”ujarnya. Namun bagi Latra penggantian tanaman dengan menanam bibit yang lebih berkualitas sehingga mengganti secara penuh tanaman yang ditebang lebih bagus. Konsep memanusiakan tumbuhan ala kepercayaan di Bali memperoleh apresiasi positif sehingga penobatan Kelompok Tani Penghijauan Swadaya diberikan kepada wakil Bali sebagai kelompok yang kreatif dan filosofis dalam melaksanakan program penghijauan swadaya. Menurut Latra, kegiatan penghijauan daerah lain di Indonesia jauh lebih baik dibanding apa yang dilakukan di Bali, namun karena konsep filosofi yang diinspirasi dari ajaran Tri Hita Karana, yakni memperlakukan tumbuhan sebagaimana layaknya manusia, maka kearifan lokal itu membawa keberhasilan tersendiri dan diakui secara nasional. Memulai tekadnya menanam tanaman penghijauan, Latra bekerjasama dengan berbagai pihak termasuk kelmpok lain dan koperasi dalam penjualan bibit dan alat pertanian, pestisida dan bibit pohon. Sekitar 150 Hektare lahan yang sebagian merupakan tebing curam berhasil dihijaukannya. Meski demikian kesulitan yang dihadapinya terutama dalam memotivasi masyarakat.”Setelah dilihat hasilnya baru mereka menyadari,”ujarnya. Dikatakan letak geografis berbukit dan berhawa sejuk di wilayah itu sangat cocok dikembangkan pohon kajimas. Tanaman yang kayunya bisa digunakan untuk bahan bangunan itu mempunyai pasar yang jelas dan harganya setabil. Atas kegigihannya bahkan Latra sendiri ditawari menjadi Petugas Penyuluh Kehutanan Sosial Mandiri oleh Kementrian Kehutanan RI. Dia sendiri mengaku siap untuk mengabdikan dirinya sebagai pionir penyelamat hutan dan kelestarian alam demi masa depan anak-cucu kelak. Niat Latra menjadi PKSM gayung bersambut dengan itikad Bupati Karangasem I Wayan Geredeg yang hendak membawa Latra go internasional untuk meraih sertifikat pelaku pelestari hutan yang akan memperoleh dampak finansial secara berkesinambungan.


Pos Pengaduan Sengketa Lingkungan Diresmikan

Pos Pengaduan dan Pelayanan Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup (P3SLH) Karangasem diresmikan Bupati, I Wayan Geredeg, di Wantilan Pemkab. Karangasem (25/8)kemarin. Usai membuka selubung papan nama P3SLH, Geredeg menyampaikan fakta kerusakan lingkungan tidak sebanding dengan kapasitas melakukan upaya perbaikan dan pemulihannya. Untuk itu menurut Geredeg perlu diambil langkah strategi memadai menjaga dampak negatif terhadap lingkungan baik akibat teknologi, industri parisiwata dan pertumbuhan penduduk sementara kondisi SDA makin menipis. Dikatakan mengantisipasi permasalahan tersebut perlu ditangani serius melalui penegakan hukum. “Pembangunan berwawasan lingkungan yang diatur dalam UU No 23 tahun 1997 diisyaratkan setiap orang wajib memelihara kelestarian fungsi lingkungan dan mencegah pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup,”katanya. Diakui pembangunan Karangasem selama ini kendati telah berdampak positif namun tetap menyisakan efek negatif yang diindikasikan menurunnya kualitas lingkungan. Hal ini memicu mulai meningkatnya kasus pengaduan masyarakat atas kerusakan lingkungan yang terjadi kepada Instansi Pemerintah. Dengan dibentuknya pos pengaduan tersebut diharapkan dapat melaksanakan langkah-langkah penanganan masalah kerusakan lingkungan serta menyelesaikan kasusnya. Sementara Kepala Badan Lingkungan Hidup Ni Wayan Sukrini, S.Sos mengatakan, Pembentukan Pos Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup (P3SLH) merupakan satu-satunya pos pengaduan pertama kali dibentuk di Bali, dengan dasar hukum UU No. 23 tahun 1997 tentang Pengellaan Lingkungan Hidup, Surat Deputy Kementrian LH Bidang Penataan Lingkungan No. B. 1844/DEP.V-4/LH/03/2008 tentang Pembentukan Pos Pengaduan dan Pelayanan Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup. “Meningkatnya pembangunan dan pertumbuhan penduduk sekaligus meningkatkan resiko terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan,”ujarnya. Melalui pos pengaduan yang dibentuk sekaligus sudah merupakan konskwensi menjawab tantangan yang ada sesuai aturan perundangan, untuk membantu penyelesaiannya oleh pemerintah pusat maupun daerah.




Penyelundupan 10 Ton Pupuk Urea Bersubsidi Digagalkan Aparat

Operasi antisipasi teror yang digelar jajaran kepoliosian Polres Karangasem di Pelabuhan Padang Bai, berhasil menggagalkan penyelundupan 10 Ton Pupuk Urea bersubsidi. Pupuk Urea yang diselundupkan dari Lombok Barat NTB ke Singaraja tersebut, diangkut dengan menggunakan mobil Truck. Sementara itu Pahumas Polres Karangasem AKP Syamsul Hayat, atas seizin Kapolres Karangasem AKBP Amur Chandra JB SH, Selasa kemarin membenarkan laporan penagkapan tersebut. “Pelaku berikut barang bukti masih diamankan di Polsek KP3 Laut Padang Bai, pelaku saat ini masih diperiksa oleh penyidik” Jelas Pahumas.


Sekitar pukul 14.30 Wita, tepatnya saat bongkaran kapal Ferry KMP Marina Segunda, puluhan petugas keamanan yang di BKO kan dipelabuhan tersebut melakukan pemeriksaan dan penggeledahan terhadap setiap kendaraan yang baru turun dari kapal. Hal ini dilakukan untuk mencari bahan berbahaya yang ada kaitannya dengan aksi teroris. Giliran Truck sedang DK 9330 UD yang dikemudikan oleh I Ketut Gejir (36) warga asal Dusun Sadimara, Desa Sadimara, Abang, Karangasem lewat. Kendaraan tersebut langsung dihentikan untuk diperiksa identitas dan digeledah muatannya.

Petugas kemudian meminta pelaku untuk menunjukan SIM dan surat-surat serta dokumen isi barang muatan yang diangkut dalam truck nya. Namun ketika diminta menunjukan surat-surat yang diminta petugas, pelaku terlihat gelagapan. Curiga dengan tingkah pelaku tersebut, polisi kemudian meminta pelaku untuk turun dari mobil, kemudian menggeledah isi muatan Truck pelaku. Setelah diperiksa ternyata Truck tersebut memuat puluhan Ton pupuk Urea bersubsidi yang dikemas dalam 200 zak. Polisi kemudian meminta pelaku untuk menunjukan dokumen atau surat yang sah pupuk tersebut. Namun karena pelaku tidak berhasil menunjukan dokumen yang diminta oleh petugas tersebut, petrugas langsung mengamankan pelaku berikut barang bukti sebanyak 10 Ton Pupuk Urea bersubsidi untuk petani tersebut ke Mapolsek KP3 laut Padang Bai. Dihadapan petugas, pelaku mengaku jika pupuk tersebut diangkut dari Kabupaten Lombok Barat, untuk dibawa ke Singaraja. "Kita masih melakukan pemeriksaan intensif,"jelas Pahumas.


Program Penanaman Jarak Kembali DibahasHarga Rendah, Petani Trauma Amlapura(Bisnis Bali)Sumber energi alternatif, seperti biodesel minyak jarak mulai dilirik sebagai salah satu solusi mengatasi kelangkaan bahan bakar. Wilayah Karangasem yang hampir 90 persen lahan kering dianggap sangat potensial untuk dikembangkan komoditi jarak yang disebut-sebut sebagai bahan energi alternatif pengganti bensin atau minyak tanah yang kondisinya memeang semakin langka. Terkait hal tersebut Pemkab Karangasem mulai melakukan pembahasan terkait prospek pengembangan tanaman jarak di daerah kering. Ketua Bappeda I Wayan Arthadipa, SH, MH, mengatakan, sebelumnya pengembangan tanaman jarak pernah dilakukan, namun karena kendala pemasaran mengakibatkan trauma bagi petani.”Kalau harga jualnya Rp 1.500 perkilo mungkin petani mau menanam lagi,”ujarnya. Dikatakan pengembangan sebelumnya sempat terhambat karena harga jual keliki(biji jarak, red) sangat rendah, hanya Rp 500 perkilogramnya. Sebelumnya Karangasem sudah mengembangkan penanaman sekitar 480 Hadibeberapa Kecamatan, namun hingga kini kandas karena terbentur penangan pasca produksi. Iswahyudi dari Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Industri Departemen Pertanian mengatakan memprediksikan harga minyak biodesel dari sumber buah jarak sekitar Rp.6.500 /liter termasuk subsidi diharapkan makin diminati dan mampu dijangkau dan membeli stndar harga biji jarak yang signifikan. Menurutnya untuk menambah nilai produksi, tanaman jarak dapat ditanam dengan sistim tumpangsari, sekaligus bisa menjadi tanaman konservasi mengingat umur tanaman ini cukup panjang.”Di Jawa Barat ada tanaman jarak yang umurnya sampai 60 tahun,”sambung Iswahyudi. Ditambahkanya Indonesia sebagai pengguna BBM terbesar di Asia Tenggara sudah saatnya srius memikirkan masa depan ketersedian energy alternatif sebagai pilihan utama. Kondisi tersebut dipicu kian mahalnya harga minyak dunia. Mencontoh negara Brasilia yang berhasil mengembangkan energi alternatif melakukan kebijakansecara konsisten dan intensif sehingga pemasaran energi alternatif mencapai 60 % sehingga tidak mengalami masalah saat harga minyak dunia yang terus menerus mengalami kenaikan


Disnak Bagikan 40 Unit FreezerUntuk meningkatkan produksi perikanan di Karangasem, Dinas peternakan dan Kelautan Kelautan memberikan bantuan berupa 40 unit freezer, 40 unit penggilingan ikan dan 40 unit alat pemindangan kepada 41 kelompok yang tersebar di empat kecamatan di Karangasem. Bantuan senilai Rp. 580 juta itu dimaksudkan untuk membantu mengatasi persoalan disaat panen raya tiba. Nelayan di empat kecamatan yakni Manggis, Karangasem, Abang dan Kubu selama ini kerap mengalami persoalan ketika sedang musim panen. Saat hasil tangkapan banyak, masalah pemasaran kerap menjadi batu sandungan, sehingga ikan yang sudah didarat rusak sebelum laku terjual. Kadis peternakan dan Kelautan I Nengah Mantha Eka Yudha berharap kelompok penerima bantuan dapat memanfaatkana alat yang diberikan meningkatkan kualitas produksi untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan kelompok. Dikatakan 41 kelompok yang ada di wilayah Abang, Kubu, Karangasem dan Manggis nantinya dapat mengolah hasilperikanannya sendiri sehingga menikatkan nilai tambah. ”Dengan teknologi dan sarana prasarana yang ada. Sementara untuk penanggulangan Rabies dan Influenza A H1N1, penyebab flu bab ditambahkan Mantha Yudha di Kabupaten Karangasem telah dilakukan Biosecurity spraying desinfektan sebanyak 500liter untuk peternak babi, jagal babi, pedagang babi dan pasar babi, melakukan dialog interaktif melalui media radio, Depopulasi anjing liar, pembentukan tim Rabies Kabupaten, Kerjasama dengan Balai besar Veteriner Regional IV Denpasar dalam survailance Rabies dan Influenza AH1N1 dan Penyakit hewan menular lainnya.

Sosialisasi Cegah Flu Babi Digeber
Langkah antisipasi penyebaran virus AH1N1, biang penyakit flu babi digeber Pemkab Karangasem dengan menggelar sosialisasi kepada kelompok peternak termasuk wanita nelayan di Gedung Yayasan Yasa Kerti, Amlapura,(20/8) kemarin. Dr.drh. IGN Kade Mahardika dari Fakultas Kedokteran Hewan Unud, selaku narasumber dihadapan sekitar 200 peserta mengatakan, untuk mencegah menularnya virus dari manusia ke hewan ternak, para pemilik hewan piaraan agar selalu menjaga kebersihan kandang dan menerapkan sistem sterilisasi.”Etika flu agar dipahami, kalau kondisi sakit atau tidak enak badan jangan masuk kandang,”ujarnya. Mahardika mengajak masyarakat untuk tidak terlalu mencemaskan virus flu babi yang belakangan menjadi momok menakutkan karena sudah banyak menelan korban jiwa. Ditegaskan sikap waspada tetap menjadi harga mati karena berdasarkan teori, flu babi bisa masuk ke Bali dari perantara manusia menularkan ke manusai lain. Selain tentang flu babi, dalamkesempatan itu juga dilakukan sosialisasi penyakit rabies. Sementara Bupati Karangasem, I Wayan Geredeg, dalam sambutan tertulis dibacakan Kadis Kesehatan dr. IGM Tirtayana, M.M., berharap, masyarakat memahami langkah-langkah pencegahan penyebaran virus tersebut serta ikut aktif mengawasi lalulintas hewan yang masuk ke Karangasem . Langkah paling mudah menurutnya dengan memperhatikan kesehatan kandang dan melakukan bio scurity secara berkesinambungan. “Pencegahan penyakit rabies bisa dilakukan dengan pengawasan terhadap anjing-anjing liar,”tambahnya. Meski sampai saat ini kedua penyakit mematikan itu belum ditemukan di Karangasem, namun pihaknya tetap mengajak masyarakat Karangasem meningkatkan kewaspadaan.”Langkah niskala kita tempuh dengan upacara pamilayu bumi mencegah segala penyakit mematikan masuk Karangasem ,”terang Geredeg.


Tangkal Teroris, Polres Gelar RaziaJajaran Polres Karangasem mengintensifkan razia kendaraan di Perbatasan Yeh Malet, Manggis. Pintu masuk Karangasem itu menjadi salah satu perioritas pengaweasan aparat keamanan untuk mencegah aksi teroris di Karangasem. Operasi dengan sandi Operasi 21 yang digelar (19/8) malam lalu, tim gabungan berhasil mengamankan senjata tajam berupa sebilah celurit dari awak kendaraan yang hendak menuju Pelabuhan Padangbai.Selain memeriksa surat-surat kendaraan, dan identitas penumpang, petugas juga melakukan pemeriksaan terhadap barang bawaan dengan menggunakan metal detektor. Hasilnya, Kasat Reskrim Polres Karangsem, AKP Nandang Irwanto yang memimpin langsung operasi tersebut mendapatkan barang bukti celurit dari seorang awak kendaraan asal Lombok. Sejata tajam itu kemudian diamankan. Setelah dialkuakn pemeriksaan intensif, pemiliknya diijinkan untuk melanjutkan perjalanan.”Setelah diperiksa, kami tidak menemukan gelagat mencurigakan dari pemiliknya, hingga kita ijinkan melanjutkan perjalanan,”terang Pahumas Polres Karangasem AKP Syamsul Hayat, seijin Kapolres Karangasem AKBP Amur Candra Juli Buana,SH. Ditambahkan, beberapa titik yang dianggap rawan keamanan, seperti di Pelabuhan Padang bai, juga dilakukan peningkatan intensitas pengamanan. Kapolres AKBP Amur Chandra JB, mengatakan, 30 personil BKO Polres per shift ditambah dua ekor anjing pelacak, untukmem-back-up Polsektif KP3 Padangbai disiagakan setiap harinya. Sementara itu menjelang pelaksanaan ibadah puasa dan Idul Fitri, kemarin digelar rapat koordinasi Operasi Ketupat Agung di Mapolres Karangasem. Rapat melibatkan unsur TNI dan instansi terkait di jajaran Pemkab Karangasem. “Sejauh ini belum ditemukan tanda-tanda gerakan teroris di Karangasem ,”tambah Kapolres.

Selasa, 04 Agustus 2009

Dilema Galian C


==Membahayakan, eksploitasi berlebihan memicu kerusakan lingkungan==
Galian C Dilematis
Antara Dongkrak PAD dan Kerusakan Lingkungan

Muntahan Gunung Agung beberapa tahun silam sekaligus menjadi berkah bagi Karangasem. Bagimana tidak, sejak dilakukan eksploitasi sektor Galian bahan tambang batu dan pasir itu sekaligus sebagai primadona untuk mendongkrak PAD. Sejumlah Kecamatan, yakni Kubu, Bebandem, Selat dan Kecamatan Rendang di plot khusus untuk digali. PAD Karangasem diakhir tahun 2008 melampui target, dari Rp 37, 5 milyar menjadi Rp 43 milyar atau naik sekitar 114,85 persen. Salah satunya bersumber dari sektor galian C, dan selebihnya dari sektor pariwisata. Meski pencapaian PAD Karangasem terbilang cukup pantastis namun khusus di Galian C dinilai belum maksimal karena masih ditemukan banyak kebocoran. Selain itu dampak yang ditimbulkan dari eksploitasi berlebihan dikhawatirkan merusak kelestarian lingkungan hidup. Beberapa lokasi Galian C di Karangasem kini kondisinya cukup memperihatinkan. Lahan bekas galian menjadi kubangan besar yang sewaktu-waktu bisa menimbulkan longsor. Seperti yang terjadi di lokasi Galian, Dusun Butus, Desa Buana Giri, Bebandem. Lokasi galian C yang awalnya daerah perbukitan itu, kini sudah menjadi kubangan raksasa dari hulu hingga ke hilir. Meski merasa cukup khawatir dengan kondisi sekitarnya namun warga disekitar lokasi galian seperti di Dusun Butus, Gunung Sari, Bukit Paon, dan sekitar Desa Nangka, Kecamatan Bebandem masih menjadikannya sebagai sumber penghidupan keluarga, baik dilakukan secara manual, maupun mempergunakan alat berat. Beberapa warga beralasan, mereka tidak ingin lahan potensial yang dimiliki hanya dinikmati oleh investor, sedangkan penduduk setempat hanya sebagai penonton. Kenyataan itu menurut sumber tidak lepas kemudahan yang diberikan pemerintah dalam proses perijinan.”Pengusaha berkantong tebal dengan mudah mengontrak lahan sampai puluhan tahun, sementara warga hanya menjadi pekerja kasar yang hasilnya tidak sebanding dengan tenaga yang mereka keluarkan,”lanjut sumber. Dari sekian pengusaha Galian yang menggunakan alat berat, disenyalir beberapa diantaranya melakukan aktifitas tanpa mengantongi ijin resmi. Munculnya penambang liar, selain merugikan pendapatan Pemkab Karangasem, juga dituding merusak lingkungan karena penambangan dilakukan di sekitar hutan rakyat dan lahan potensial pertanian. Sebelumnya Kapala Bagian Ekonomi Pemkab Karangasem Drs. I Wayan Diana mengakui, tidak mudah menertibkan penambang liar yang kerap kucing-kucingan dengan petugas.”Sistem komunikasi yang semakin canggih membuat operasi sering bocor,”ungkapnya. Meski demikian pihaknya tetap mengupayakan untuk melakukan pembinaan bagi pengusaha yang kedapatan tidak mengantongi ijin usaha.

Pagerwesi, KKM Libur
Trade Centre Buka Sejak Senin

Tak seperti biasanya kantor pusat KKM yang selalu dibanjiri nasabah dengan berbagai keperluan. Rabu(5/8) kemarin gedung trade center di Jalan Ahmad Yani, Subagan itu tampak lengang. Hanya beberapa petugas kepolisian dibantu tim security karyawan KKM yang nampak bersiaga. Ketua KKM, I Nyoman Suardana mengatakan serangkaian hari raya Pagerwesi pihaknya sengaja meliburkan karyawan dan menunda pelayanan kepada nasabah selama satu hari.”Besok(hari ini red),KKM buka seperti biasa,”ujarnya usai menggelar upacara di kantor KKM kemarin. Suwardana, menambahkan pihaknya sudah mulai membuka swalayan KKM sejak senin(3/8) lalu. Barang-barang utuh yang tidak mudah rusak, dijual kembali sementara bahan makanan kedaluwarsa pasca penggerebegan pertengahan Februari lalu, sudah dimusnahkan. “Pergerakan ekonomi kerakyatan KKM berada di perdagangan umum termasuk swalayan yang dimiliki,”tambahnya. Dia sendiri mengaui selama hampir 5 bulan dibekukan, banyak barang seperti beras dan makanan serta minuman yang kedaluwarsa dan tidak layak konsumsi namun beberapa diantaranya seperti barang elektronik dan perhiasan masih layak untuk dijual. Setelah membuka kembali usaha swalayan, pihaknya berencana untuk melanjutkan usaha yang ada di tiga cabang, yakni Manggis, Bebandem dan Selat pertengahan bulan ini. “Sementara di cabang masih ditata,”sambung. Sampai saat ini kata suardana pihak KKM masih memperioritaskan masalah pengembalian dana nasabah baik 10 juta kebawah atau Rp 10 juta plus dengan besaran 30 persen dari total dana yang dimiliki nasabah. Selain itu menurutnya KKM terus melakukan pendekatan baik kepada nasabah – nasabah serta investor lainnya, agar ikut membangun Karangasem melalui program yang disebutnya sebagai badan usaha milik rakyat(BUMR). Agar bisa menjadi pemilik BUMR, nasabah diharapkan untuk menjadi anggota baru. Perekrutan anggota baru getol dilakukan KKM. Dengan persyaratan Rp 2 juta simpanan pokok, dan Rp 240 ribu per tahun simpanan wajib, serta ditambah dengan simpanan sukarela atau simpanan berjangka. Dari simpanan berjangka itulah nantinya dikembangkan sebagai usaha perdagangan umum, yang nantinya dijanjikan akan diberi keuntungan.


Karangasem Kaya Sumber Energi AlternatiF


Kondisi geografis Karangasem yang khas, berbatu dan pegunungan ternyata menyimpan cukup banyak sumber energy alternatif . Menurut Ketua Bappeda Karangasem, I Wayan Arthadipa, potensi sumber energy alternative Karangasem antara lain mikro hidro, khususnya pada Sungai Telaga Waja, Rendang. Disamping itu, Karangasem juga memiliki sumber tenaga listrik tenaga surya. Hal ini didukung iklim panas yang dimiliki potensial untuk dikembangkan guna memenuhi kebutuhan listrik secara terbatas. Khusus tehnologi tersebut sudah dikembangkan di Dusun Cegi dan Pengalusan Desa Ban Kecamatan Kubu, atas prakarsa Kementrian Pemberdayaan Daerah Tertinggal. “Warga sudah menikmatinya sebagai sumber listrik keluarga,”ujarnya. Disamping itu potensi suber daya angin juga berpeluang dikembangkan, khususnya pada daerah pegunungan ataupun pesisir yang memiliki potensi kekuatan angin serta pengembangan energi terbaharui yakni biofuel atau minyak jarak.”Pengembangannya sudah dimulai dengan penanaman pohon jarak di lahan sekitar 480 Hektare,”sambungnya. Peluang potensi sumber daya energy terbarukan tersebut perlu dipromosikan dan dikomunikasikan khusunya untuk peluang investasi. Sementara Asisten Deputy (Asdep) Urusan Penyelarasan Dukungan Iptek Kementrian Negara Ristek, Agus Puji Prasetyono, belum lama ini di Amlapura mengatakan, kegiatan yang kini tengah dilakukan mendukung kebijakan energi nasional meliputi, penerapan harga energi pada nilai ekonominya, efisiensi konsumsi dan pengembangan sumber energi alternatif. “Pengemabangan energy alternatif digiatkan pada ekonomi kerakyatan guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat di Pedesaan, sebagai basis sumber daya energi, bersandar pada usaha UKMK yang berkelanjutan,”terangnya. Dikatakan kekuatan ekonomi kerakyatan sudah terbukti ketahanannya menghadapi krisis ekonomi lebih dari satu dasa warsa.



Pagerwesi, Pemkab Karangasem Ngodalin

Pemkab Karangasem menggelar upacara piodalan di Padmasana Kantor Bupati, bertepatan dengan raya Pagerwesi(5/8) Kemarin. Sarana upacaranya menggunakan pecaruan Rsigana Mancakelud, dirangkaikan dengan upacara lainnya, yakni penyangkep karang, untuk mempersatukan bangunan Kantor Bupati yang baru usai direhab. Sementara Upakara Ngresigana bertujuan untuk membersihkan karang dan bangunan. Upacara tersebut juga dirangkaikan dengan prosesi Ngantukang Betara Sri ke Bedugul karena menggunakan lahan bekas persawahan, Mabiyakala untuk Bupati dan Wakil Bupati Karangasem, dipuput dua Sulinggih Ciwa Budha masing-masing Ida Pedanda Gede Putra Tianyar dari Geria Sindhu Karangasem dan Ida Padenda Gede Putra Demung dari Geria Budakeling.Menurut Ida Pedanda Gede Putra Tianyar makna piodalan yang dirangkaikan dengan penyucian areal perkantoran sebagai pusat aktifitas tempat kerja bagi pegawai mutlak dilakukan. Hal ini selain menjadikan lahan yang digunakan benar-benar sebagai mandala perkantoran bukan tempat persawahan.”Ada alih fungsi lahan dari persawahan menjadi pusat perkantoran,”ungkapnya. Dengan demikian menurut Ida Pedanda perlu dilakukan upacara Ngantukang Betara Sri ke pelinggih bedugul sebagai stana kekuatan Tuhan disimbolkan sebagai Dewi Sri sebagai lambang kemakmuran. Rangkaian upacara juga dilengkapi persembahan tari sakral Rejang Dewa, Wayang Gebogan, Topeng Sidakarya, Tetabuhan Gong dari Sekaa Gong Balepunduk serta Gegitaan dari Sekaa Santi Sabda Saraswati, Praharsini dan Dharma Wanita Pemkab Karangasem yang juga dihadiri Bupati I Wayan Geredeg bersama Wakil Bupati I Gusti Lanang Rai serta PNS di lingkungan Setda

Operasi Katarak Geratis



===Geratis, selain diberikan kacamata, masyarakat miskin juga diberikan pemeriksaan mata oleh tim medis di Puri Gede Karangasem,(4/8)



Angka gangguan indera pengelihatan di Karangasem yang terdeteksi sampai tahun ini cukup tinggi. Data sementara yang dimiliki Dinas Kesehatan, jumlah penderita penyakit mata seperti rabun dan katarak sampai bulan Februari 2009 jumlahnya mencapai 359 orang, 79 penderita diantaranya adalah penderita penyakit katarak yang sudah dioperasi secara geratis oleh Dinas Kesehatan Karangasem. Kondisi demikian mengundang keperihatinan tokoh Puri Gede Karangasem, AA Bagus Ngurah Agung SH MM. Bersama Yayasan Kemanusiaan Indonesia, Pengelingsir Puri Karangasem yang gemar mengoleksi benda pusaka keris ini, Selasa(4/8) kemarin melakukan pemeriksaan mata geratis sekaligus membagikan sebanyak 1000 pasang kacamata bagi warga miskin yang mengalami gangguan pengelihatan. Masyarakat yang datang sekaligus mendapatkan pemeriksaan geratis termasuk kaca mata untuk membantu memperbaiki pandangan “Pandangan jadi lebih jelas, tidak buram lagi,”Ujar Syafrudin salah seorang yang kebagian kacamata geratis. Warga asal Kampung Gerembeng, Karangsem ini mengaku belum bisa membeli kacamata meski memiliki masalah dengan pengelihatannya. Sementara Kadis Kesehatan Karangasem, dr. IGM. Titayana, mengatakan penyakit mata rabun dan katarak paling rentan diderita oleh masyarakat miskin. Menurutnya faktor penyebab penyakit tersebut diantaranya pola hidup yang tidak sehat, asupan gizi atau nutrisi yang kurang bagus, dan paparan sinar matahari atau sinar ultraviolet yang berlebihan. Dikatakan masyarakat di daerah pesisir paling rentan terkena gangguan pengelihatan jenis ini. “Pola hidup sehat dan mengkonsumsi makanan dengan kandungan gizi yang cukup paling tepat untuk pencegahan,”imbuhnya.

Disambar Motor, Kakek Sekarat

Disambar Motor, Kakek Sekarat

Nengah Layang (75), kakek asal Dusun Timbrah, Desa Bungaya, Karangasem sekarat setelah diseruduk sepeda motor di jalan umum tak jauh dari rumahnya, Senin (3/8) sore. Informasi yang dihimpun, Selasa (4/8) kemarin, menyebutkan, kejadiannya sekitar pukul 18.00. Saat itu korban dalam perjalanan pulang setelah seharian berada di sawah. Tiba di TKP yang merupakan jalan tembus Asak-Bebandem, korban menyeberang jalan. Di lain pihak saat bersamaan dari arah utara (Bebandem-red) meluncur sepeda motor Yamaha Mio DR 5503 BA dikendarai Made Sumerta (47). Oknum PNS ini lumayan ngebut meski sedang membonceng anaknya Sucita Dewi Afsari (16) dan melaju di jalur sempit dan menurun. Kesembronoan Sumerta menjadi petaka bagi korban. Pasalnya tiba-tiba saja melihat korban berada persis berada di tengah-tengah jalan, Sumerta yang tak menyadarinya langsung gelagapan. Meski berusaha menghindar dan menginjak pedal rem, namun jarak yang terlalu dekat dan laju motor yang kencang membuat benturan tak dapat dihindarkan. Korban seketika terpental dan sempat terseret beberapa meter di aspal. Begitu pula Sumerta dan Dewi Afsari anaknya.
Layang mengalami lupa parah di dahi dan kepala bagian belakang memaksa pihak RS Karangasem merujuknya ke RS Sanglah. Dewi Afsari yang berstatus pelajar SMA masih dinaungi dewi fortuna. Sementara sang ayah Sumerta, kondisinya hampir sama dengan Layang. Dia juga mengalami luka robek di kepala belakang dan bibir sehingga harus menjalani perawatan intensif di RS Karangasem.

Antrean Nasabah KKM


==Berdesakan, Ratusan Nasabah harus rela berdesakan untuk mencairkan dananya karena pihak KKM membatasi jumlah nasabah yang dilayani setiap harinya==

Cairkan Dana Nasabah Sulit Nomer Antrian

Pengembalian uang nasabah KKM masih berlangsung. Antrean panjang dan membeludaknya nasabah menjadi pemandangan rutin dari pagi hingga sore hari. Meski secara umum proses pencairan dana nasabah Rp 10 Juta kebawah maupun Rp 10 juta yang dikembalikan hanya 30 persen tergolong cukup lancar namun persoalan yang dikeluhkan nasabah terutama soal pembagian nomer antri. Mereka yang ingin mendapat nomer kecil dan dilayani lebih awal terpaksa datang lebih pagi. Bahkan beberapa diantaranya rela menunggu sejak subuh.”Kalau datang siangan, malah tidak kebagian,”Ujar I Gede Taman. Nasabah yang berdomisili di Lingkungan Paya, Amlapura ini mengaku sengaja datang lebih pagi agar dilayani lebih awal. “Kadang sudah datang pagi-pagi, kartunya malah dibagian siang,”tambah Wayan Latra, nasabah lainnya. Dia mengaku tidak ingin mengulang pengalaman sebelumnya, harus bolak balik ke kantor KKM karena nomer antri keburu habis mengingat menejemen membatasi jumlah nasabah setiap harinya.”Kalau dilayani semua bisa sampai malam,”ujar karyawan KKM. Disebutkan meski pihak KKM sudah membagikan jadwal pengambilan uang nasabah namun masih saja ada yang belum mematuhinya minta agar dilayani lebih cepat. Kepada nasabah bersangkutan akhirnya diminta untuk datang sesuai jadwal yang telah ditentukan. Beberapa nasabah mengaku tidak punya pilihan lain kecuali mengikuti kebijakan menejemen.”Daripada tidak kebagian, mending ikut saja,”ujar I Kadek Jingga, salah satu nasabah yang sudah mencairkan kembali uangnya. Nasabah asal Kecamatan Kubu ini mempertanyakan kelanjutan sisa uang 70 persen yang saat ini masih nyangkut di KKM termasuk perjanjian dan buku tabungan yang diisyaratkan pengurus. Menanggapi hal itu pengurus KKM I Made Mintaka kembali menegaskan data dan surat pernyataan yang disetorkan nasabah saat pencairan akan dijadikan dasar untuk medata anggota baru. Dikatakan setelah proses pengembalian uang nasabah baik yang Rp 10 juta maupun yang Rp 10 juta plus pihaknya akan mengundang perwakilan nasabah untuk diajak rapat terkait kelanjutan program kerja KKM.”Nanti sekaligus kita akan bagikan buku tabungan dan kartu anggota,”terangnya. Dikatakan rapat akan di gelar di Lantai 4 kantor pusat KKM di Jalan Ahmad Yani Subagan, sedang soal jadwal rapat tersebut jajaran tim sosialisasi KKM ini belum bisa memastikannya. Sementara pihak KKM sendiri sedang melakukan persiapan untuk membuka kembali swalayan dan stokies di tiga cabang lainnya, yakni di Manggis, Bebandem dan Selat yang rencananya akan dioperasikan kembali pertengahan bulan ini.





Guru dan Tomas Ditatar Narkoba
Kalangan Guru dan tokoh masyarakat (tomas) se-Karangasem diberikan penataran soal narkoba. Penataran yang dilaksanakan pertengahan minggu lalu dengan tujuan meningkatkan pemahaman peserta tentang narkoba dan dampak buruknya terhadap perkembangan generasi muda. Asisten Tata Praja Wayan Yastra mewakili Bupati Wayan Geredeg mengatakan Penataran dilaksanakan semala tiga hari di Losmen Kembang Remaja Amlapura, dibagai dalam dua anggkatan. Peserta sebanyak 80 orang menghadirkan narasumber dari Badan Narkotika Propinsi (BNP) Bali, Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Karangasem, Kalakar BNK Karangasem, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, Kantor Departemen Agama dan Polres Karangasem. Kepala Badan Kesbanglinmas Karangasem, Nengah Suartika, mengatakan, peredaran dan penyalahgunaan narkoba merupakan masalah memprihatinkan. Sesuai penelitian Badan Narkotika Nasional (BNN), sedikitnya 3 juta warga Indonesia telah menjadi korban narkoba, didominasi geerasi muda dan korban meninggal 51.000 orang atau 41 orang per hari.


Siddhartha Hotel Kucing-kucingan Dengan Petugas

Setelah diberikan surat teguran Menejemen Siddhartha Hotel di Dusun/Desa/Kec. Kubu, Karangasem bukannya mengindahkannya. Melainkan hotel dengan fasilitas bintang lima yang beroperasi tanpa selembar ijin bekalangan diduga sengaja main kucing-kucingan dengan aparat di Karangasem. Hotel milik investor Jerman itu disinyalir tak mengindahkan teguran pihak Satpol PP Pemkab Karangasem yang minta pihak hotel segera menghentikan operasionalnya. Caranya dengan mengubah peformanya namun tetap beroperasi seperti biasa.
Anggota DPRD Karangasem, Gede Putu Telantik, membenarkan adanya indikasi seperti itu. Siddhartha Hotel, menurut dia, masih beroperasi cuma dengan gaya berbeda. Jika sebelumnmya seluruh karyawannya berpakaian seragam, belakangan karyawan bekerja dengan pakaian bebas. Telantik mengaku sangat kecewa dengan kondisi tersebut dan mendesak Satpol PP bersama instansi terkait di Karangasem kembali turun untuk melakukan pengawasan. Jika Siddhartha Hotel tak melanggar deadline waktu yang ditentukan, bisa dilakukan tindakan paksa.
Gede Dana dan Mas Sumantri Muncul Sebagai Kandidat Pimpinan Dewan

Rapat DPC PDIP Karangasem di Sekretariatnya, di Jalan A Yani Subagan, memunculkan nama I Gede Dana dan I GA Mas Sumantri sebagai kandidat calon pimpinan Dewan Karangasem periode 5 tahun mendatang. menggelar rapat menyikapi suksesi calon unsur pimpinan di DPRD Karangasem. Mengacu pada SK DPP PDIP No. 411/KPTS/DPP/VIII/2009 tentang petunjung pelaksaaan penetapan pinpinan dewan dan ketua fraksi DPRRI, DPRD Propinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, Gede Dana diusulkan sebagai calon prioritas. Di lain pihak Mas Sumantri mendapat dukungan kuat karena satu-satunya srikandi PDIP di DPRD Karangasem periode 2009-2014 ini tercatat sebagai peraih suara terbanyak dalam pileg 9 Arpil lalu. Mas Sumantri dari dapil I Karangasem Kota meraup suara 5.453 melebihi BPP. Selain kedua tokoh yang sejak awal disebut-sebut sebagai kandidat kuat calon Ketua DPRD Karangasem tersebut, rapat juga memunculkan nama Nyoman Oka Antara, Made Wirta dan Wayan Sumatra, ketiganya duduk sebagai Wakil Ketua DPC PDIP Karangasem. Rapat dihadiri seluruh pengurus formatur yang berjumlah 15 orang dan dinyatakan sah dengan dibubuhinya tanda tangan oleh Ketua DPC Gede Dana. Dalam rapat muncul bermacam aspirasi di antaranya datang dari Wakil Ketua DPC Wayan Diarsa dan Wakil Ketua DPC Nyoman Tegteg. Meski pada dasarnya mereka tunduk pada ketentuan SK 411, namun melihat dinamika yang berkembang diharapkan partai bisa mengakomodir seluruh asprasi yang ada.

Senin, 03 Agustus 2009

maling siang bolong

Maling Gasak HP dan Emas

Aksi pencurian menyasar rumah kosong, kini mereka mulai berani beraksi siang bolong. Ni Wayan Suciari (55) warga Jalan Pesagi, Amlapura. Selasa (3/8) siang menjadi sasaran pencuri. Maling yang berhasil masuk rumahnya menggasak sejumlah perhiasan emas dan HP.
Saat kejadian Suciari sedang tidak di rumah. Dia ada keperluan ke Singaraja. Sedangkan suaminya Wayan Kota (59) bekerja di Sumbawa, NTB. Pun kedua anaknya, Eka Trisnayanti (19) dan Nyoman Wicandra (19) sedang sekolah. Rumah praktis kosong, hanya dijaga seeokor anjing.
Aksi pencurian pertama kali diketahui Wicandra, sepulang sekolah sekitar pukul 13.00. Awalnya siswa SMAN 1 Bebandem ini tak curiga karena tak ada yang aneh ketika pertama kali membuka pintu rumah. Dia baru kaget ketika hendak makan pasalnya pintu dapur dalam keadaan rusak. Tanpa pikir panjang, dia segera mengabari ibunya yang langsung pulang ke Karangasem. Dari hasil pengecekan bersama petugas Polsektif dan Polres Karangasem, dipastikan maling berhasil menggondol sejumlah perhiasan yang disimpan di lemari pakaian. Selain itu maling juga menyikat HP milik Wicandra yang sebelumnya ditaruh di atas bupet kamar tidurnya.

Nasabah Play Mobil







Daftar ulang, nasabah terus berdatangan untuk berbagai keperluan, seperti pendaftaran ulang, menarik uang atau sekedar mencari informasi
Rencana menejemen KKM minta tambahan biaya bagi nasabah play kendaraan disikapi beragam oleh nasabah. Mereka yang sudah menerima kendaraan dari KKM per April tahun 2008 lalu merasa dirugikan jika pihak menejemen mengharuskan mereka menambah lagi biaya pembelian kendaraan tersebut.”Kalau hitungan play uang harusnya sudah lunas,”ujar I Nengah Yasa, salah satu nasabah yang sebelumnya dapat play sepeda motor merk Honda Vario. Meski demikian untuk nasabah yang ngeplay dalam hitungan bulan sebelum ditutup menurutnya wajar pihak KKM memungut tambahan biaya. namun nasabah yang sudah lama seharusnya tidak lagi dikenakan lagi biaya. Dia berharap pihak menejemen bisa memikirkan kembali rencana tersebut serta memilah nasabah mana yang harus dikenai biaya tambahan.”Sesuai perjanjian setahun BPKB sudah dibagikan, tetapi karena kejadiannya seperti itu mau bilang apa lagi,”tambahnya. Beberapa nasabah yang sempat ditemui mengaku sudah menanyakan hal itu kepadapengursus KKM saat sosialisasi.”Kami diminta bersabar sambil menunggu proses selanjutnya,”tambah salah satu nasabah yang play mobil yang namanya tidak mau dikorankan. Dia sendiri mengaku cukup memaklumi kondisi yang dihadapi KKM pasca penggerebegan yang dilakukan aparat kepolisian (20/2) lalu. Sementara untuk kepentingan samsat kendaraan pihak KKM mengeluarkan surat keterangan bahwa BPKB kendaraan milik nasabah bersangkutan yang sudah batas waktunya menunaikan kewajiban membayar pajak masih ditahan di Polda Bali.”Untuk keperluan samsat, kami keluarkan surat keterangan,”ujar I Made Mintaka. Pengurus KKM yang tergabung dalam tim sosialisasi ini mengatakan kepada nasabah play mobil atau sepeda motor akan diproses setelah pengembalian dana nasabah Rp 10 juta plus rampung. Pihaknya mengaku terlebih dulu akan melakukan koordinasi dengan pihak suplayer, terkait kendaraan yang sudah dibayar lunas.”Kalau dalam hitungan sudah lunas, tidak akan dikenaibiaya,”terangnya. Ditambahkan pengenaan biaya tersebut masih sebatas rencana yang perlu dibahas lebih lanjut diinternal pengurus. Sementara suasana di Kantor Pusat KKM dijalan Ahmad yani, Subagan masih penuh sesak oleh antrean nasabah dengan berbagai kepntingan, seperti ferivikasi data, menarik uangnya kembali atau yang sengaja datang untuk mendapat informasi terkait kelangsungan program KKM selanjutnya.



DPRD Tohok Geredeg Soal Tenaga Kontrak

Ketua Komisi I Pandu Prapanca Lagosa, mengatakan, permasalahan SK tenaga kontrak berawal dari SK 400 tenaga kontrak yang diteken Bupati Karangasem Wayan Geredeg. SK tersebut belakangan diketahui bodong karena tak teregistrasi di bagian hukum. Akibatnya, kemanapun dibawa permasalah SK 700-an tenaga kontrak Disdik sulit untuk diselesaikan. DPRD sendiri berjanji menindaklanjuti permasalahan tersebut dengan melakukan koordinasi dengan pihak eksekutif. Selain itu dewan berencana eksekutif untuk melakukan dengar pendapat
Sedikitnya 30 orang perwakilan tenaga kontrak daerah Disdik Karangasem kembali mendatangi DPRD Karangasem, Senin (3/8) kemarin. Mereka kembali mengadukan prihal SK kontrak dan gaji yang belum pernah diterima padahal sudah hampir 14 bulan bekerja.
Di kantor DPRD, mereka sempat menemui Ketua DPRD Wayan Sukadana sebelum akhirnya diterima personil Komisi I. Intinya, mereka berharap DPRD Karangasem bisa membantu mereka untuk menentukan statusnya yang hingga saat ini masih mengambang.


DPRD Karangasem Dilantik 14 Agustus

Pelantikan anggota DPRD periode sebelumnya juga digelar di gedung yang berada di seputaran Jalan Gajah Mada, Amlapura tanggal 14 Agustus mendatang. Dengan demikian terjawablah sudah teka-teki pelantikan anggota DPRD Karangasem hasil pileg 9 April lalu. KPU Karangasem bersama Sekretariat DPRD Karangasem memutuskan pelantikan dilaksanakan Jumat (14/8), atau maju dua hari dibanding pelantikan anggota dewan periode sebelumnya. Nah, sebelum pelantikan dewan baru dilaksanakan, anggota lama menggelar mencoba menghibur diri dengan kegiatan megibung (makan bersama ala Karangasem), Senin (3/8)
Selain sebagai tanda perpisahan bagi anggota yang tak lolos lagi ke kursi dewan, megibung digelar sebagai ungkapan syukur atas suksesnya perhelatan pileg dan pilpres di Karangasem. Bukan hanya anggota dewan yang berpesta, para staf dan pegawai di lingkungan Setwan juga larut dalam acara makan bersama yang sudah menjadi tradisi di Karangasem tersebut.
Meski belum ada lokasi yang pasti, namun berdasarkan pengalaman ada beberapa lokasi yang bisa dijadikan alternatif. Selain di ruang paripurna dewan, Gedung Kesenian Amlapura menjadi salah satu pilihan yang paling masuk akal.

Karyawan Hotel Siddharta MundurMenejemen hotel Sidhartha ternyata tidak mengindahkan teguran Pemkab Karangasem untuk menghentikan aktifitasnya karena dianggap melanggar aturan. Surat teguran nomor 300/376/Pol PP/2009 tertanggal 28 Juli 2009, isinya menekankan kepada pengelola hotel menutup semua kegiatan dalam kurun waktu seminggu. Surat teguran tersebut akan berakhir Tanggal 5 Agustus. Buktinya hotel dengan fasilitas bintang lima di Dusun Kubu, Karangasem tetap beroperasi. Ulah pengelola yang sedrmikian itu mendapat reaksi banyak kalangan. Baik dari luar maupun di dalam tubuh menejemennya. Informasi berkembang, tidak kurang lima karyawan yang menduduki posisi strategis mengundurkan diri dengan alasan tidak puas dengan menejemen dan sikap pemilik yang dinilai arogan. Salah satu karyawan yang megundurkan diri, Ketut Wijaksana mengatakan karyawan mengundurkan diri lantaran pemilik sering arogan dan tidak mau mentaati peraturan yang ada. “Pegawai sering dituding tidak becus bekerjadan melalaikan tugas,”ujarnya. Mereka yang merasa dilecehkan pimpinan perusahaan akhirnya memilih untuk mundur dari pekerjaan. Wijaksana, yang sebelumnya menepati posisi Assisten Menejer pun memilih angkat kaki. Selain dirinya ada sejumlah karyawan menyusul, seperti Adi (House Keeping), Putu Juliada (Sauce Cheep Kicten), Wisnu (Kepala Batender), Wayan Jepun dan Panca lebih dulu mengajukan surat pengunduran diri. Wijaksana berharap, Pemerintah Karangasem segera menutup Siddhartha karena telah melanggar aturan terutama soal sempadan pantai dan lokasinya di luar kawasan wisata. “Kalau sudah terbukti melanggar tetapi tidak ditindak layak dicurigai ada main mata,”sambungnya. Sementara Ketua Komisi II DPRD Karangasem I Gede Dana mengatakan pemerintah mesti menindak tegas setiap pelanggaran yang terjadi. Menurutnya jika pengelola tidak mau menutup sendiri kegiatannya, petugas Sat Pol PP yang harus menutupnya secara paksa.”Jangan hanya sebatasteguran, tetapi harus secepatnya diambil sikap,”katanya.



Minggu, 02 Agustus 2009

Dana Nasabah KKM 10 Juta Plus Cair


Tanda tanya, nasabah yang sudah mencairkan uang 10 juta plus mempertanyakan perjanjian dan buku tabungan berjangka yang dijanjikan KKM


KKM membuktikan komitmennya mengembalikan dana nasabah Rp 10 juta plus. Namun besarannya hanya 30 persen dari total uang nasabah yang masih nyangkut. Beberapa nasabah yang sempat ditemui mengaku sudah menerima uang mereka kembali sejak beberapa hari lalu. Mereka yang sudah mencairkan kembali menyisakan pertanyaan kepastian sisa 70 persen uang yang menurut menejemen akan dijadikan modal memulihkan kondisi keuangan koperasi yang sebelumnya dipersoalkan karena menjalankan praktek cavital investmen tersebut. Menurut I Wayan Suberata, salah satu nasabah KKM, setelah mengisi formulir pendaftaran ulang, dan mengisi surat pernyataan masuk anggota bermaterai Rp 6.000 pihaknya diberikan selebaran untuk pengambilan uang. Selang beberapa hari kemudian pihak KKM mencairkan kembali uangnya sebesar 30 persen.”Karyawan KKM mengatakan sisa uang 70 persen akan dijadikan tabungan berjangka dan dipotong untuk membayar simpanan pokok dan simpanan wajib anggota,”ujar Suberata setelah menerima kembali uangnya sabtu(1/8) lalu. Meski mengaku menerima tawaran menjadi anggota baru namun dia mempertanyakan perjanjian atas sisa uang yang masih nyangkut. Menurutnya setelah menerima 30 persen buku tabungan atau perjanjian resmi belum diberikan pihak KKM.”Kalau memang uang disimpan dalam bentuk tabungan seharusnya ada bukunya,”ujar I Komang Budiasa, nasabah lainnya. Dia sendiri berharap dengan format baru yang ditawarkan KKM keikutsertaan nasabah yang berubah setatusnya menjadi anggota KKM akan lebih transparan dalam menjalankan programnya. Jika dulu nasabah sifatnya pasif, sama sekali tidak mengetahui kinerja KKM, dengan status sebagai anggota dia berharap semua rencana kerja dan perputaran uang yang ada agar dijelaskan secara gamblang. Terkait hal itu pengurus KKM I Made Mintaka menerangkan dengan status nasabah menjadi anggota akan memberikan hak kepada anggota untuk memantau sekaligus mengawasi kinerja pengurus. “Anggota punya hak suara dan kesempatan untuk mengawasi,”terangnya. Ditanya soal kelengkapan administrasi seperti perjanjian dan buku tabungan yang dipersoalkan nasabah pihaknya mengatakan tim KKM masih merumuskannya.




Rehab Selasar RSUD Karangasem Pakai Kayu Bekas

Pembangunan beberapa unit selasar RSUD Karangasem dengan volume 963,20 m2 menggunakan kayu bekas. Penanggung Jawab Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Ida Bagus Putra Dharma, mengatakan pengerjaan pembangunan rehab bangunan yang menggunakan bahan pasang kembali sudah sesuai dengan isi kontrak dari hasil penawaran CV. Eka Jaya yang memenangkan tendernya. Dikatakan 1 Unit bangunan selasar sesuai hasil survey konsultan perencana yang diacu kedalam isi kontrak, mengisyaratkan bahan kayu balok yang masih layak pakai bisa dipasang kembali pada sejumlah bagian titik bangunan. “Untuk 1 paket didalam gambar kontrak No. 602.1/416/RSUD/2009 memang tercantum pemasangan kembali kayu balok lama sejumlah 3,46 m3,”ujarnya. Ida Bagus Putra Dharma didampingi stafnya menambahkan, penawaran oleh CV. Eka Jaya sudah sesuai dengan mekanisme menawar lebih rendah dari Harga Penentuan Sendiri (HPS) dengan besaran penawaran Rp. 443.975.000 untuk unit pembangunan Selasar. Sedangkan unit pembangunan lainnya diatur sendiri dalam kontrak-kontrak yang berbeda sesuai aturan yang ada. Sementara ketua Komisi II DPRD Karangasem, I Gede Dana, selain soal penggunaan kayu bekas, pihaknya juga mempertanyakan ongkos pemasangan yang dinilai tidak wajar yakni Rp. 16 Juta. Menurut Dana, kejanggalan justru terlihat pada buku kontrak. Pada saat pihak Penanggung Jawab Pelaksana Tehnis Kegiatan (PPTK) datang menemui anggota dewan untuk membawa buku kontrak, dalam buku kontrak tersebut tidak disebutkan penggunaan kayu balok bekas, namun pihak PPTK malah berjanji akan memperbaiki buku kontrak dengan memasukan penggunaan kayu bekas. Kepala Bagian Pengendalian Pembangunan Drs. I Made Sujana Erawan mengatakan, pihaknya hanya selaku unsur yang membantu Pimpinan Daerah dalam bidang Pengendalian Pembangunan bukan bertanggung jawab secara tehnis, berkewajiban melakukan ceking terhadap pelaksanaan pembangunan dibidang pisik dilapangan, untuk mengawal pelaksanan tehnis pembangunan dapat berjalan sesuai bestek dan kontrak yang telah disepakati bersama rekanan. Untuk pekerjaan pembangunan Selasar pada RSUD Karangasem, dikatakan Sujana Erawan, memang sudah sesuai dengan isi kontrak.”Bukannya berdalih untuk menyikapi Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang ada,”terangnya. Sedangkan kemajuan prosentase pisiknya juga sudah sesuai dengan tahapan pertama schedule pekerjaan. Dia kembali menegaskan kepada rekanan agar tetap berpedoman pada acuan kontrak dalam melaksanakan kegiatan pisik pekerjaan, sehingga tidak menyimpang dari ketentuan yang ada.


Jalur Tanah Aron Dikeluhkan.

Sekitar 7 tahun tanpa sentuhan perbaikan, jalur menuju monumen Tanah Aron, Bebandem kondisinya makin mnemperihatinkan. Jalan satu-satunya menuju monumen bersejarah lambang heroisme Karangasem tersebut berlubang siap menelan korban. “Jalur mulai dari desa Butus hingga lokasi monumen compang –camping,”ungkap I Made Sudipta (38) warga Tanah Aron. Dia mengaku sangat menyayangkan hal itu karena sudah bertahun-tahun mengalami kerusakan jalan tersebut belum mendapat sentuhan dana perbaikan dari Pemerintah Karangasem. Padahal menurutnya jalur itu satu-satunya akses menuju kecamatan. Selain terkendala jalan rusak warga Tanah Aron juga memiliki masalah soal air dimusim kemarau. Menurut Sudipta untuk mencari air di musim kemarau, warga harus berjalan kaki sejauh 3 Km karena mobil tangki pengangkut air tidak bisa melewati jalur tersebut. Monumen tanah Aron tersebut dibangun tahun 1991 disusul dengan pembangunan Pendopo pada tahun 1995 dan diresmikan tahun 1997 oleh Menteri Sosial waktu itu. Pengaspalan jalan menuju lokasi itu dilakukan tahun 1997 dan kini telah rusak parah. Lokasi ini dikenal bersejarah karena andil besar warga Tanah Aron bersama pasukan Ciung Wanara pimpinan Anak Agung Chandra Buana dalam membantu dan melindungi warga Karangasem dari kejaran pasukan Belanda.

Reklamasi Pantai Ujung Rusak Jukung Nelayan


Proyek milyaran rupiah untuk rehabilitasi pantai di Karangasem kembali menuai keluhan. Jika sebelumnya pantai Candidasa pasca relokasi dan pemasangan batu penahan gelombang dikeluhkan nelayan setempat. Proyek lanjutan di pesisir Ujung Karangasem juga menimbulkan masalah serupa. Banyak perahu nelayan yang rusak akibat bergesekan dengan batu ketika mereka memarkirkan jukung. Sejak rampung dikerjakan pada 8 Juni lalu, batu pasangan proyek pencegah abrasi yang dibuat agak curam itu, merusak beberapa bagian perahu nelayan seperti kantir dan bagian bawah perahu nelayan. Nelayan setempat juga merasa kesulitan saat hendak memarkir perahunya, terlebih saat angin kencang disertai ombak tinggi, dimusim ini. ”Saat mendarat, hampir bersandar ditepian, perahu akan terdorong keras ke pondasi bebatuan,”Ujar Sadikin, nelayan setempat. Menurutnya benturan keras antara badan perahu dengan batu sebagai penyebab kerusakan dan bocornya perahu milik nelayan. Sadikin menambahkan, kemiringan pengaman pantai yang dikerjakan PT Adhi Karya yang bersumber dari dana APBD 2009 senilai Rp 16,5 miliyar itu bebatuan yang dipasang banyak yang lepas dari konstruksi. Sehingga permukaan pengaman pantai yang dibiayai lewat bergelombang.”Sekarang tambah susah memarkir jukung,”tambah Turmuji, nelayan lainnya. Turmuji mengaku sempat keseleo kakinya ketika memikul jukung bersama beberapa rekannya. Menurut Turmuji untuk memperbaiki perahu yang rusak membutuhkan biaya tidak sedikit, terutama untuk menambal dan mengecat ulang.”Paling sedikit biayanya Rp 400 ribu,”sambung Mustamar membenarkan pernyataan rekannya sesama nelayan. Dia sendiri mengaku sempat menyampaikan keluhan tersebut kepada pemkab Karangasem. Namun sampai saat ini belum ada tindak lanjutnya.Pemkab beralasan proyek itu masih dalam masa pemeliharaan yang waktunya sampai enam bulan.


Penggunaan Kompor Hemat Energi Jangan Dipaksakan

Bupati Karangasem meminta distributor dan investor pengadaan Kompok Hemat Energi berbahan Baja menggunakan bahan bakar kayu yang akan disuplay kepada masyarakat, tidak dipaksakan. Bagi warga yang tidak ingin memilikinya hendaknya tidak diharuskan mengkonpensasi senilai Rp.50.000 sebagai biaya ganti kirim dan administrasi, kendati kompornya sendiri gratis.
Kepada distributor, Peter Mou yang menjadi agent suplayer melalui PT Samuna belum lama ini, Geredeg minta adanya transparansi dan keterbukaan agar masyarakat mengetahui persisi bagaimana efektifitas, manfaat serta alur adanya bantuan kompor tersebut. Dia sendiri mengkritik penyalur yang sudah melakukan pemungutan administrasi di beberapa tempat namun barangnya belum ada. “Warga yang sudah membayar lunas agar segera diberikan kompornya saat kedatangan pertama,”tegasnya. Sementara Peter Mou, saat audiensi berjanji akan menepati kesepakatan yang sudah dibuat seraya memohon kepada Bupati untuk memberikan kesepakatan MOU dalam hal suplay program hemat energi tersebut. Dikatakan penggunaan kompor hemat energi itu sebagai salah satu dari kebijakan PBB yang mengharapkan ada penurunan emisi gas mengurangi efek rumah kaca dan efek pemanasan global. “Penggunaan kompor berbahan kayu bakar di banyak negara berkembang sekaligus mengurangi penggunaan minyak tanah minyak tanah yang dinilai lebih memberikan efek gas polutan,”terangnya.