Jumat, 28 Agustus 2009

ISO KKM

Yakinkan Nasabah, KKM Pamer ISO

Berbagai terobosan dilakukan Koperasi Karangasem Membangun(KKM) untuk meyakinkan masyarakat. Selain memaparkan program kerja dan strategi jitu, KKM kni menunjukan kesriusannya dengan menunjukan sertifikat ISO 9001:2008 yang diperoleh dari Worldwide Quality Assurance (WQA). Lembaga audit di bidang mutu pelayanan yang berkantor pusat di Inggris itu menyerahkannya di Lantai empat gedung trade centre KKM, di jalan Ahmad Yani, Subagan(26/8) kemarin. Sertifikat itu langsung diserahkan, General Manager Kantor Pusat WQA untuk Indonesia, Widayanti. Menurutnya, setelah penyerahan ISO dilakukan maka setiap satu semester atau maksimal setahun pihaknya terus menerus akan melakukan pemantauan dan membimbing awak KKM dalam perbaikan menejemen. “Dari berbagai kriteria, KKM kami anggap sudah memenuhi syarat. Setelah enam bulan atau satu tahun lagi kami akan cek. apa sistem ini jalan atau tidak,”ungkapnya. Dijelaskan sistem yang diterapkan bersifat continual improvement, dari menejemen yang jelek sampai yang bagus. Sertifikat itu sendiri menurutnya kegunaan sertifikat tersebut selain sebagai brand image, bahwa koperasi bersangkutan memiliki mutu standar internasional, juga untuk pengembangan organisasi dengan sistem yang baik. Pihaknya meyakini program tersebut bias berjalan karena ada komitmen Top manajemen untuk mengembangan usaha berbasis ekonomi kerakyatan. “Kami tidak berani mengeluarkan sertifikat tanpa ada komitmen top manajemen,”tambah Widayanti. Menyinggung soal kemelut yang terjadi di tubuh KKM terutama soal kasus hokum yang membelit koperasi dengan ribuan nasabah tersebut Widayanti berkelit tidak akan mencampuri persoalan hokum yang masih berjalan. “Yang namanya permasalahan, itu pasti ada, namun pengembangan ke depan, koperasi ini berkomitmen bahwa apa yang sudah terjadi tidak boleh terjadi lagi,”ujarnya. Disebutkan sistem manajemen mutu sudah ada standar yang akan diraih, seperti pengendalian mutu dan bentuk korektif action plan. Ditegaskan proses sertifikasi, tidak terpengaruh dengan proses hukum yang sedang berjalan. “Sudah ada perbaikan menejemen di tubuh KKM, dan kami lihat sudah memenuhi prosedur ISO,”ungkapnya. Jika sebelumnya internal audit, pengendalian dan rekap dokumen terkesan liar liar, saat ini sepenuhnya dikendalikan oleh pimpinan. Dari segi audit kata Widayanti,WQA tidak mau main-main.

Program KKM Belum Sepenuhnya Jalan

Aktifitas di KKM sampai saat ini masih berkutat pada pencairan dana nasabah. Berbagai program pengembangan yang seblumnya sempat diwacanakan pengurus belum sepenuhnya jalan. Hanya swalayan di kantor pusat dan trade centre yang sudah dibuka sementara 3 cabang di tiga kecamatan sampai saat ini belum ada kegiatan berarti. “Kantornya tutup sejak digerebeg petugas,”ujar I Komang Darsana, salah satu warga saat ditemui di dekat kantor cabang KKM Manggis. Menurutnya sejak dibekukan aktivitasnya oleh Polda Bali pada Pebruari silam, kantor cabang Koperasi Karangasem Membangun (KKM) masih lengang. Sementara kondisi para nasabah pasca pengembalian dana belum sepenuhnya mampu memulihkan kepercayaan yang sebelumnya diberikan kepada KKM. Beberapa diantra mereka mengaku diselimuti pertanyaan tentang kelanjutan koperasi yang sebelumnya memberikan keuntungan berlipat itu. Meski bersedia pengembaliannya 30 persen untuk nasabah 10 juta plus dan sisanya nyangkut dalam bentuk tabungan berjangka seperti dijelaskan pengurus, namun sebagian mengaku belum percaya sepenuhnya KKM akan bias mengembalikan dana tersebut tepat waktu. Persoalan kecil yang sampai saat ini masih mengganjal seperti perjanjian dan buku tabungan yang belum diterbitkan serta perjanjian keanggotaan dan 70 persen dana yang mengendap menjadi block saving belum jelas. Terkait hal itu, I Made Mahendra, dari Tim Pengembalian Dana nasabah KKM mengatakan pihaknya masih melakukan pendataan lanjutan.”Penataan yang kami lakukan belum selesai, jangan sampai grasa-grusu tapi malah tidak menghasilkan apa-apa,”jelasnya. Soal perizinan dari provinsi karena KKM merekrut anggota luar kabupaten pihaknya mengaku masih dalam tahap pengurusan. “Bukan dijajaki lagi, sedang dalam proses pengurusan,”terangnya. Dia sendiri mengaku tidak berani memastikan keluarnya ijin tersebut, karena merupakan kewenangan Dinas Koperasi.



Kesadaran Masyarakat Bayar Pajak Masih Rendah



Masih banyaknya wajib pajak yang tidak melaksanakan kewajibannya sesuai jatuh tempo mencerminkan rendahnya kesadaran masyarakat membayar pajak. Padahal pajak sangat penting untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Hal itu disampaikan Kadispenda Karangasem, Ir. Gede Adnya Mulyadi, dalam pembukaan Gebyar PBB (Pajak Bumi dan Bangunan ) Gedung Kesenian Amlapura, Kamis (27/8) kemarin. Dikatakan, tunggakan terbesar sesuai data sebelumnya ada peda sektor pariwisata.Menurut Adnya Mulyadi, kondisi demikian sebagai dampak lesunya kunjungan wisatawan ke Karangasem.”Tahun ini sejumlah hotel dan restoran kesulitan memenuhi kewajibannya membayar tungakan,”ujarnya. Dia berharap melalui Gebyar PBB yang dilaksanakan selama satu hari tersebut, akan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk melunasi PBB sekaligus dapat memotivasi para wajib pajak melunasi kewajibannya lebih awal dari waktu yang ditetapkan. “Dengan kesadaran membayar PBB berabti masyarakat telah ikut ambil bagian dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan,”sambungnya.
Sementara Bupati Karangasem I Wayan Geredeg dalam sambutan tertulisnya mengatakan, Pendapatan Karangasem dari pajak yang dituangkan dalam PAD, masih relatif kecil dibandingkan kebutuhan pembiayaan yang ada. “ Karangasem hanya mampu menyiapkan pendapatan melalui PAD Rp 40,5 milyar atau sekitar 6,04 persen dari seluruh belanja yang diperlukan, sisanya masih tergantung pusat dan propinsi,”terangnya. Gebyar PBB dibuka Wabup Gusti Lanang Rai mewakili Bupati Wayan Geredeg. Peserta terdiri dari para camat dan lurah se-Karangasem, pimpinan SKPD dan muspida.











Kekurangan Dana Nasabah Dipertanyakan


Kewajiban KKM untuk mengembalikan uang nasabah KKM yang minus hingga ratusan milyar rupiah menyisakan tanda tanya besar. Pernyataan pengurus sebelum penggerebegan oleh aparat kepolisian pertengahan Februari lalu yang mengatakan koperasi dengan puluhan ribu nasabah tersebut dalam kondisi untung ternyata tidak terbukti. Ketika diamankan aparat ternyata uang yang ada hanya sebesar Rp 293 milyar. Sementara kewajiban KKM untuk mengembalikan uang sekitar 61.000 nasabah besarannya mencapai limaratusan milyar lebih. Praktisi hukum I Nyoman Pasek mengaku perihatin dengan kondisi tersebut. Dia berpendapat pemerintah mempunyai kewajiban untuk mengusut keberadaan uang tersebut.”Kekurangannya harus dikejar. Pemerintah dan wakil rakyat jangan tidur dan sakit gigi,”geramnya. Dikatakan konidisi nasabah yang selama ini aman dan menerima tawaran dari pihak menjemen KKM seharusnya menjadi motivasi bagi pemerintah untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat.”KKM harus dibuka seperti dulu lagi, uang masyarakat dikembalikan plus play,”tambahnya. Dia beralasan belum ada keputusan hukum tetap yang menyatakan sistem yang dterapkan KKM sebelumnya melanggar hukum, karena belum ada vonis dari pengadilan. Soal kekurangan dana hingga ratusan milyar rupiah, pengurus KKM yang juga tim pengembalian dana nasabah I Made Mahendra mengatakan pihaknya akan memnta bantuan auditor koperasi unuk mengaudit keuangan KKM. Terkait kemana arah uang tersebut Mahendra mengaku belum bisa memastikannya.”Nanti kalau sudah diaudit akan jelas arahnya,”ujar Mahendra. Meski demikian dia mengakui sebagian dari uang tersebut dalam bentuk barang dan aset lain milik KKM. Soal program kerja KKM kedepan, Mahendra didampingi Ketut Pasek Kertiyasa dari tim pengembangan usaha KKM menambahkan selain fokus pada usaha perdagangan umm dan simpan pinjam, lagi-lagi KKM mengumbar trobosan lain yakni usaha proverti dan menggarap ongkos naik haji(ONH).”Kami sedang melakukan koordinasi dngan MUI,”tambah Pasek Kertiyasa. Sementara sejauh ini proses pengembalian dana nasabah baik sepuluh juta ke bawah atau sepuluh juta plus relatif lancar. Antrian mereka yang mencairkan dananya kembali setiap harinya menghiasi areal gedng KKM di Jalan Ahmad Yani Subagan




Cabai Dan Kembang Kerisan Sabet Juara Nasional
Kiprah I Gusti Ngurah Alit diakui pusat sebagai sosok petani yang layak diteladani karena mampu menjadi petani profesional yang tangguh. Bahkan pengembangan tanaman bunga krisan juga berhasil menambah kreatifitas dan nilai tambah sektor pertanian, sekaligus mengantarkannya mendapat predikat petani teladan tingkat nasional. Tampilnya petani Karangasem menyandang predikat teladan merupakan kebanggaan tersendiri mengingat di tengah krisis sektor pertanian dan tergencet sektor lain, justru memberi peluang prospektif dan kebangkitan. Kelompok Tani Giri Lestari beranggotakan 18 kelompok dengan ratusan orang anggota, yang dipimpinnya kini aktif mengembangkan komoditi Cabe di lahan seluas 75 Ha. Selain cabai komoditi sayur, tomat, sayuran (kol), bunga krisan dan tanaman hias menjadi andalan untuk meningkatkan nilai tambah. Menurut Ngurah Alit, pengembangan komoditi Cabe dikagumi oleh tim pusat karena mampu menangani dari pembibitan sampai ke pemasaran antar kabupaten. “Sejak ada Sub Terminal Agrobisnis, kini petani langsung dapat menikmati keuntungan tanpa potongan penjualan,”ujarnya. Ditambahkan disamping pengembanagn sayuran dan tanaman hias, pihaknya juga mengembangkan usaha ayam buras, yang kini populasinya mencapai 400.000 ekor. “Kotorannya kita manfaatkan untuk pupuk tanaman,”lanjut Ngurah Alit. Tak kalah menariknya, petani di daerah berhawa sejuk itu terus mengembangkan bunga krisan yang mulai laris di pasaran. Dikatakan sedikitnya 200 ikat laku dalam sehari. Dia berharap Pemkab terus mendorong pengembangan komoditi bunga Krisan untuk mengangkat citra Karangasem, menyusul komodditi cabe dan cool Karangasem diakui nomor I di Bali karena besar dan mengkilap dengan menggunakan pertanian secara organik.



Konsep Memanusiakan Tanaman Dikagumi Pusat
Keberhasilan Kelompok Tani Penghijauan Swadaya Kembang Lestari Dusun Nampo Desa Jungutan bebandem Karangasem menjadi jawara nasional menyisihkan 33 wakil Propinsi se Indonesia, ternyata diantarkan oleh satu kearifan budaya lokal. Menurut Ketua Kelompoknya, I Wayan Latra konsep penebangan pohon ala Bali dikagumi daerah lain.”Menyisipi tanaman dibatang pohon agar roh pohon tidak gentayangan, mendapat respon positif dan dikagumi daerah lain di Indonesia,”ujarnya. Namun bagi Latra penggantian tanaman dengan menanam bibit yang lebih berkualitas sehingga mengganti secara penuh tanaman yang ditebang lebih bagus. Konsep memanusiakan tumbuhan ala kepercayaan di Bali memperoleh apresiasi positif sehingga penobatan Kelompok Tani Penghijauan Swadaya diberikan kepada wakil Bali sebagai kelompok yang kreatif dan filosofis dalam melaksanakan program penghijauan swadaya. Menurut Latra, kegiatan penghijauan daerah lain di Indonesia jauh lebih baik dibanding apa yang dilakukan di Bali, namun karena konsep filosofi yang diinspirasi dari ajaran Tri Hita Karana, yakni memperlakukan tumbuhan sebagaimana layaknya manusia, maka kearifan lokal itu membawa keberhasilan tersendiri dan diakui secara nasional. Memulai tekadnya menanam tanaman penghijauan, Latra bekerjasama dengan berbagai pihak termasuk kelmpok lain dan koperasi dalam penjualan bibit dan alat pertanian, pestisida dan bibit pohon. Sekitar 150 Hektare lahan yang sebagian merupakan tebing curam berhasil dihijaukannya. Meski demikian kesulitan yang dihadapinya terutama dalam memotivasi masyarakat.”Setelah dilihat hasilnya baru mereka menyadari,”ujarnya. Dikatakan letak geografis berbukit dan berhawa sejuk di wilayah itu sangat cocok dikembangkan pohon kajimas. Tanaman yang kayunya bisa digunakan untuk bahan bangunan itu mempunyai pasar yang jelas dan harganya setabil. Atas kegigihannya bahkan Latra sendiri ditawari menjadi Petugas Penyuluh Kehutanan Sosial Mandiri oleh Kementrian Kehutanan RI. Dia sendiri mengaku siap untuk mengabdikan dirinya sebagai pionir penyelamat hutan dan kelestarian alam demi masa depan anak-cucu kelak. Niat Latra menjadi PKSM gayung bersambut dengan itikad Bupati Karangasem I Wayan Geredeg yang hendak membawa Latra go internasional untuk meraih sertifikat pelaku pelestari hutan yang akan memperoleh dampak finansial secara berkesinambungan.


Pos Pengaduan Sengketa Lingkungan Diresmikan

Pos Pengaduan dan Pelayanan Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup (P3SLH) Karangasem diresmikan Bupati, I Wayan Geredeg, di Wantilan Pemkab. Karangasem (25/8)kemarin. Usai membuka selubung papan nama P3SLH, Geredeg menyampaikan fakta kerusakan lingkungan tidak sebanding dengan kapasitas melakukan upaya perbaikan dan pemulihannya. Untuk itu menurut Geredeg perlu diambil langkah strategi memadai menjaga dampak negatif terhadap lingkungan baik akibat teknologi, industri parisiwata dan pertumbuhan penduduk sementara kondisi SDA makin menipis. Dikatakan mengantisipasi permasalahan tersebut perlu ditangani serius melalui penegakan hukum. “Pembangunan berwawasan lingkungan yang diatur dalam UU No 23 tahun 1997 diisyaratkan setiap orang wajib memelihara kelestarian fungsi lingkungan dan mencegah pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup,”katanya. Diakui pembangunan Karangasem selama ini kendati telah berdampak positif namun tetap menyisakan efek negatif yang diindikasikan menurunnya kualitas lingkungan. Hal ini memicu mulai meningkatnya kasus pengaduan masyarakat atas kerusakan lingkungan yang terjadi kepada Instansi Pemerintah. Dengan dibentuknya pos pengaduan tersebut diharapkan dapat melaksanakan langkah-langkah penanganan masalah kerusakan lingkungan serta menyelesaikan kasusnya. Sementara Kepala Badan Lingkungan Hidup Ni Wayan Sukrini, S.Sos mengatakan, Pembentukan Pos Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup (P3SLH) merupakan satu-satunya pos pengaduan pertama kali dibentuk di Bali, dengan dasar hukum UU No. 23 tahun 1997 tentang Pengellaan Lingkungan Hidup, Surat Deputy Kementrian LH Bidang Penataan Lingkungan No. B. 1844/DEP.V-4/LH/03/2008 tentang Pembentukan Pos Pengaduan dan Pelayanan Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup. “Meningkatnya pembangunan dan pertumbuhan penduduk sekaligus meningkatkan resiko terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan,”ujarnya. Melalui pos pengaduan yang dibentuk sekaligus sudah merupakan konskwensi menjawab tantangan yang ada sesuai aturan perundangan, untuk membantu penyelesaiannya oleh pemerintah pusat maupun daerah.




Penyelundupan 10 Ton Pupuk Urea Bersubsidi Digagalkan Aparat

Operasi antisipasi teror yang digelar jajaran kepoliosian Polres Karangasem di Pelabuhan Padang Bai, berhasil menggagalkan penyelundupan 10 Ton Pupuk Urea bersubsidi. Pupuk Urea yang diselundupkan dari Lombok Barat NTB ke Singaraja tersebut, diangkut dengan menggunakan mobil Truck. Sementara itu Pahumas Polres Karangasem AKP Syamsul Hayat, atas seizin Kapolres Karangasem AKBP Amur Chandra JB SH, Selasa kemarin membenarkan laporan penagkapan tersebut. “Pelaku berikut barang bukti masih diamankan di Polsek KP3 Laut Padang Bai, pelaku saat ini masih diperiksa oleh penyidik” Jelas Pahumas.


Sekitar pukul 14.30 Wita, tepatnya saat bongkaran kapal Ferry KMP Marina Segunda, puluhan petugas keamanan yang di BKO kan dipelabuhan tersebut melakukan pemeriksaan dan penggeledahan terhadap setiap kendaraan yang baru turun dari kapal. Hal ini dilakukan untuk mencari bahan berbahaya yang ada kaitannya dengan aksi teroris. Giliran Truck sedang DK 9330 UD yang dikemudikan oleh I Ketut Gejir (36) warga asal Dusun Sadimara, Desa Sadimara, Abang, Karangasem lewat. Kendaraan tersebut langsung dihentikan untuk diperiksa identitas dan digeledah muatannya.

Petugas kemudian meminta pelaku untuk menunjukan SIM dan surat-surat serta dokumen isi barang muatan yang diangkut dalam truck nya. Namun ketika diminta menunjukan surat-surat yang diminta petugas, pelaku terlihat gelagapan. Curiga dengan tingkah pelaku tersebut, polisi kemudian meminta pelaku untuk turun dari mobil, kemudian menggeledah isi muatan Truck pelaku. Setelah diperiksa ternyata Truck tersebut memuat puluhan Ton pupuk Urea bersubsidi yang dikemas dalam 200 zak. Polisi kemudian meminta pelaku untuk menunjukan dokumen atau surat yang sah pupuk tersebut. Namun karena pelaku tidak berhasil menunjukan dokumen yang diminta oleh petugas tersebut, petrugas langsung mengamankan pelaku berikut barang bukti sebanyak 10 Ton Pupuk Urea bersubsidi untuk petani tersebut ke Mapolsek KP3 laut Padang Bai. Dihadapan petugas, pelaku mengaku jika pupuk tersebut diangkut dari Kabupaten Lombok Barat, untuk dibawa ke Singaraja. "Kita masih melakukan pemeriksaan intensif,"jelas Pahumas.


Program Penanaman Jarak Kembali DibahasHarga Rendah, Petani Trauma Amlapura(Bisnis Bali)Sumber energi alternatif, seperti biodesel minyak jarak mulai dilirik sebagai salah satu solusi mengatasi kelangkaan bahan bakar. Wilayah Karangasem yang hampir 90 persen lahan kering dianggap sangat potensial untuk dikembangkan komoditi jarak yang disebut-sebut sebagai bahan energi alternatif pengganti bensin atau minyak tanah yang kondisinya memeang semakin langka. Terkait hal tersebut Pemkab Karangasem mulai melakukan pembahasan terkait prospek pengembangan tanaman jarak di daerah kering. Ketua Bappeda I Wayan Arthadipa, SH, MH, mengatakan, sebelumnya pengembangan tanaman jarak pernah dilakukan, namun karena kendala pemasaran mengakibatkan trauma bagi petani.”Kalau harga jualnya Rp 1.500 perkilo mungkin petani mau menanam lagi,”ujarnya. Dikatakan pengembangan sebelumnya sempat terhambat karena harga jual keliki(biji jarak, red) sangat rendah, hanya Rp 500 perkilogramnya. Sebelumnya Karangasem sudah mengembangkan penanaman sekitar 480 Hadibeberapa Kecamatan, namun hingga kini kandas karena terbentur penangan pasca produksi. Iswahyudi dari Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Industri Departemen Pertanian mengatakan memprediksikan harga minyak biodesel dari sumber buah jarak sekitar Rp.6.500 /liter termasuk subsidi diharapkan makin diminati dan mampu dijangkau dan membeli stndar harga biji jarak yang signifikan. Menurutnya untuk menambah nilai produksi, tanaman jarak dapat ditanam dengan sistim tumpangsari, sekaligus bisa menjadi tanaman konservasi mengingat umur tanaman ini cukup panjang.”Di Jawa Barat ada tanaman jarak yang umurnya sampai 60 tahun,”sambung Iswahyudi. Ditambahkanya Indonesia sebagai pengguna BBM terbesar di Asia Tenggara sudah saatnya srius memikirkan masa depan ketersedian energy alternatif sebagai pilihan utama. Kondisi tersebut dipicu kian mahalnya harga minyak dunia. Mencontoh negara Brasilia yang berhasil mengembangkan energi alternatif melakukan kebijakansecara konsisten dan intensif sehingga pemasaran energi alternatif mencapai 60 % sehingga tidak mengalami masalah saat harga minyak dunia yang terus menerus mengalami kenaikan


Disnak Bagikan 40 Unit FreezerUntuk meningkatkan produksi perikanan di Karangasem, Dinas peternakan dan Kelautan Kelautan memberikan bantuan berupa 40 unit freezer, 40 unit penggilingan ikan dan 40 unit alat pemindangan kepada 41 kelompok yang tersebar di empat kecamatan di Karangasem. Bantuan senilai Rp. 580 juta itu dimaksudkan untuk membantu mengatasi persoalan disaat panen raya tiba. Nelayan di empat kecamatan yakni Manggis, Karangasem, Abang dan Kubu selama ini kerap mengalami persoalan ketika sedang musim panen. Saat hasil tangkapan banyak, masalah pemasaran kerap menjadi batu sandungan, sehingga ikan yang sudah didarat rusak sebelum laku terjual. Kadis peternakan dan Kelautan I Nengah Mantha Eka Yudha berharap kelompok penerima bantuan dapat memanfaatkana alat yang diberikan meningkatkan kualitas produksi untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan kelompok. Dikatakan 41 kelompok yang ada di wilayah Abang, Kubu, Karangasem dan Manggis nantinya dapat mengolah hasilperikanannya sendiri sehingga menikatkan nilai tambah. ”Dengan teknologi dan sarana prasarana yang ada. Sementara untuk penanggulangan Rabies dan Influenza A H1N1, penyebab flu bab ditambahkan Mantha Yudha di Kabupaten Karangasem telah dilakukan Biosecurity spraying desinfektan sebanyak 500liter untuk peternak babi, jagal babi, pedagang babi dan pasar babi, melakukan dialog interaktif melalui media radio, Depopulasi anjing liar, pembentukan tim Rabies Kabupaten, Kerjasama dengan Balai besar Veteriner Regional IV Denpasar dalam survailance Rabies dan Influenza AH1N1 dan Penyakit hewan menular lainnya.

Sosialisasi Cegah Flu Babi Digeber
Langkah antisipasi penyebaran virus AH1N1, biang penyakit flu babi digeber Pemkab Karangasem dengan menggelar sosialisasi kepada kelompok peternak termasuk wanita nelayan di Gedung Yayasan Yasa Kerti, Amlapura,(20/8) kemarin. Dr.drh. IGN Kade Mahardika dari Fakultas Kedokteran Hewan Unud, selaku narasumber dihadapan sekitar 200 peserta mengatakan, untuk mencegah menularnya virus dari manusia ke hewan ternak, para pemilik hewan piaraan agar selalu menjaga kebersihan kandang dan menerapkan sistem sterilisasi.”Etika flu agar dipahami, kalau kondisi sakit atau tidak enak badan jangan masuk kandang,”ujarnya. Mahardika mengajak masyarakat untuk tidak terlalu mencemaskan virus flu babi yang belakangan menjadi momok menakutkan karena sudah banyak menelan korban jiwa. Ditegaskan sikap waspada tetap menjadi harga mati karena berdasarkan teori, flu babi bisa masuk ke Bali dari perantara manusia menularkan ke manusai lain. Selain tentang flu babi, dalamkesempatan itu juga dilakukan sosialisasi penyakit rabies. Sementara Bupati Karangasem, I Wayan Geredeg, dalam sambutan tertulis dibacakan Kadis Kesehatan dr. IGM Tirtayana, M.M., berharap, masyarakat memahami langkah-langkah pencegahan penyebaran virus tersebut serta ikut aktif mengawasi lalulintas hewan yang masuk ke Karangasem . Langkah paling mudah menurutnya dengan memperhatikan kesehatan kandang dan melakukan bio scurity secara berkesinambungan. “Pencegahan penyakit rabies bisa dilakukan dengan pengawasan terhadap anjing-anjing liar,”tambahnya. Meski sampai saat ini kedua penyakit mematikan itu belum ditemukan di Karangasem, namun pihaknya tetap mengajak masyarakat Karangasem meningkatkan kewaspadaan.”Langkah niskala kita tempuh dengan upacara pamilayu bumi mencegah segala penyakit mematikan masuk Karangasem ,”terang Geredeg.


Tangkal Teroris, Polres Gelar RaziaJajaran Polres Karangasem mengintensifkan razia kendaraan di Perbatasan Yeh Malet, Manggis. Pintu masuk Karangasem itu menjadi salah satu perioritas pengaweasan aparat keamanan untuk mencegah aksi teroris di Karangasem. Operasi dengan sandi Operasi 21 yang digelar (19/8) malam lalu, tim gabungan berhasil mengamankan senjata tajam berupa sebilah celurit dari awak kendaraan yang hendak menuju Pelabuhan Padangbai.Selain memeriksa surat-surat kendaraan, dan identitas penumpang, petugas juga melakukan pemeriksaan terhadap barang bawaan dengan menggunakan metal detektor. Hasilnya, Kasat Reskrim Polres Karangsem, AKP Nandang Irwanto yang memimpin langsung operasi tersebut mendapatkan barang bukti celurit dari seorang awak kendaraan asal Lombok. Sejata tajam itu kemudian diamankan. Setelah dialkuakn pemeriksaan intensif, pemiliknya diijinkan untuk melanjutkan perjalanan.”Setelah diperiksa, kami tidak menemukan gelagat mencurigakan dari pemiliknya, hingga kita ijinkan melanjutkan perjalanan,”terang Pahumas Polres Karangasem AKP Syamsul Hayat, seijin Kapolres Karangasem AKBP Amur Candra Juli Buana,SH. Ditambahkan, beberapa titik yang dianggap rawan keamanan, seperti di Pelabuhan Padang bai, juga dilakukan peningkatan intensitas pengamanan. Kapolres AKBP Amur Chandra JB, mengatakan, 30 personil BKO Polres per shift ditambah dua ekor anjing pelacak, untukmem-back-up Polsektif KP3 Padangbai disiagakan setiap harinya. Sementara itu menjelang pelaksanaan ibadah puasa dan Idul Fitri, kemarin digelar rapat koordinasi Operasi Ketupat Agung di Mapolres Karangasem. Rapat melibatkan unsur TNI dan instansi terkait di jajaran Pemkab Karangasem. “Sejauh ini belum ditemukan tanda-tanda gerakan teroris di Karangasem ,”tambah Kapolres.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar