Selasa, 04 Agustus 2009

Dilema Galian C


==Membahayakan, eksploitasi berlebihan memicu kerusakan lingkungan==
Galian C Dilematis
Antara Dongkrak PAD dan Kerusakan Lingkungan

Muntahan Gunung Agung beberapa tahun silam sekaligus menjadi berkah bagi Karangasem. Bagimana tidak, sejak dilakukan eksploitasi sektor Galian bahan tambang batu dan pasir itu sekaligus sebagai primadona untuk mendongkrak PAD. Sejumlah Kecamatan, yakni Kubu, Bebandem, Selat dan Kecamatan Rendang di plot khusus untuk digali. PAD Karangasem diakhir tahun 2008 melampui target, dari Rp 37, 5 milyar menjadi Rp 43 milyar atau naik sekitar 114,85 persen. Salah satunya bersumber dari sektor galian C, dan selebihnya dari sektor pariwisata. Meski pencapaian PAD Karangasem terbilang cukup pantastis namun khusus di Galian C dinilai belum maksimal karena masih ditemukan banyak kebocoran. Selain itu dampak yang ditimbulkan dari eksploitasi berlebihan dikhawatirkan merusak kelestarian lingkungan hidup. Beberapa lokasi Galian C di Karangasem kini kondisinya cukup memperihatinkan. Lahan bekas galian menjadi kubangan besar yang sewaktu-waktu bisa menimbulkan longsor. Seperti yang terjadi di lokasi Galian, Dusun Butus, Desa Buana Giri, Bebandem. Lokasi galian C yang awalnya daerah perbukitan itu, kini sudah menjadi kubangan raksasa dari hulu hingga ke hilir. Meski merasa cukup khawatir dengan kondisi sekitarnya namun warga disekitar lokasi galian seperti di Dusun Butus, Gunung Sari, Bukit Paon, dan sekitar Desa Nangka, Kecamatan Bebandem masih menjadikannya sebagai sumber penghidupan keluarga, baik dilakukan secara manual, maupun mempergunakan alat berat. Beberapa warga beralasan, mereka tidak ingin lahan potensial yang dimiliki hanya dinikmati oleh investor, sedangkan penduduk setempat hanya sebagai penonton. Kenyataan itu menurut sumber tidak lepas kemudahan yang diberikan pemerintah dalam proses perijinan.”Pengusaha berkantong tebal dengan mudah mengontrak lahan sampai puluhan tahun, sementara warga hanya menjadi pekerja kasar yang hasilnya tidak sebanding dengan tenaga yang mereka keluarkan,”lanjut sumber. Dari sekian pengusaha Galian yang menggunakan alat berat, disenyalir beberapa diantaranya melakukan aktifitas tanpa mengantongi ijin resmi. Munculnya penambang liar, selain merugikan pendapatan Pemkab Karangasem, juga dituding merusak lingkungan karena penambangan dilakukan di sekitar hutan rakyat dan lahan potensial pertanian. Sebelumnya Kapala Bagian Ekonomi Pemkab Karangasem Drs. I Wayan Diana mengakui, tidak mudah menertibkan penambang liar yang kerap kucing-kucingan dengan petugas.”Sistem komunikasi yang semakin canggih membuat operasi sering bocor,”ungkapnya. Meski demikian pihaknya tetap mengupayakan untuk melakukan pembinaan bagi pengusaha yang kedapatan tidak mengantongi ijin usaha.

Pagerwesi, KKM Libur
Trade Centre Buka Sejak Senin

Tak seperti biasanya kantor pusat KKM yang selalu dibanjiri nasabah dengan berbagai keperluan. Rabu(5/8) kemarin gedung trade center di Jalan Ahmad Yani, Subagan itu tampak lengang. Hanya beberapa petugas kepolisian dibantu tim security karyawan KKM yang nampak bersiaga. Ketua KKM, I Nyoman Suardana mengatakan serangkaian hari raya Pagerwesi pihaknya sengaja meliburkan karyawan dan menunda pelayanan kepada nasabah selama satu hari.”Besok(hari ini red),KKM buka seperti biasa,”ujarnya usai menggelar upacara di kantor KKM kemarin. Suwardana, menambahkan pihaknya sudah mulai membuka swalayan KKM sejak senin(3/8) lalu. Barang-barang utuh yang tidak mudah rusak, dijual kembali sementara bahan makanan kedaluwarsa pasca penggerebegan pertengahan Februari lalu, sudah dimusnahkan. “Pergerakan ekonomi kerakyatan KKM berada di perdagangan umum termasuk swalayan yang dimiliki,”tambahnya. Dia sendiri mengaui selama hampir 5 bulan dibekukan, banyak barang seperti beras dan makanan serta minuman yang kedaluwarsa dan tidak layak konsumsi namun beberapa diantaranya seperti barang elektronik dan perhiasan masih layak untuk dijual. Setelah membuka kembali usaha swalayan, pihaknya berencana untuk melanjutkan usaha yang ada di tiga cabang, yakni Manggis, Bebandem dan Selat pertengahan bulan ini. “Sementara di cabang masih ditata,”sambung. Sampai saat ini kata suardana pihak KKM masih memperioritaskan masalah pengembalian dana nasabah baik 10 juta kebawah atau Rp 10 juta plus dengan besaran 30 persen dari total dana yang dimiliki nasabah. Selain itu menurutnya KKM terus melakukan pendekatan baik kepada nasabah – nasabah serta investor lainnya, agar ikut membangun Karangasem melalui program yang disebutnya sebagai badan usaha milik rakyat(BUMR). Agar bisa menjadi pemilik BUMR, nasabah diharapkan untuk menjadi anggota baru. Perekrutan anggota baru getol dilakukan KKM. Dengan persyaratan Rp 2 juta simpanan pokok, dan Rp 240 ribu per tahun simpanan wajib, serta ditambah dengan simpanan sukarela atau simpanan berjangka. Dari simpanan berjangka itulah nantinya dikembangkan sebagai usaha perdagangan umum, yang nantinya dijanjikan akan diberi keuntungan.


Karangasem Kaya Sumber Energi AlternatiF


Kondisi geografis Karangasem yang khas, berbatu dan pegunungan ternyata menyimpan cukup banyak sumber energy alternatif . Menurut Ketua Bappeda Karangasem, I Wayan Arthadipa, potensi sumber energy alternative Karangasem antara lain mikro hidro, khususnya pada Sungai Telaga Waja, Rendang. Disamping itu, Karangasem juga memiliki sumber tenaga listrik tenaga surya. Hal ini didukung iklim panas yang dimiliki potensial untuk dikembangkan guna memenuhi kebutuhan listrik secara terbatas. Khusus tehnologi tersebut sudah dikembangkan di Dusun Cegi dan Pengalusan Desa Ban Kecamatan Kubu, atas prakarsa Kementrian Pemberdayaan Daerah Tertinggal. “Warga sudah menikmatinya sebagai sumber listrik keluarga,”ujarnya. Disamping itu potensi suber daya angin juga berpeluang dikembangkan, khususnya pada daerah pegunungan ataupun pesisir yang memiliki potensi kekuatan angin serta pengembangan energi terbaharui yakni biofuel atau minyak jarak.”Pengembangannya sudah dimulai dengan penanaman pohon jarak di lahan sekitar 480 Hektare,”sambungnya. Peluang potensi sumber daya energy terbarukan tersebut perlu dipromosikan dan dikomunikasikan khusunya untuk peluang investasi. Sementara Asisten Deputy (Asdep) Urusan Penyelarasan Dukungan Iptek Kementrian Negara Ristek, Agus Puji Prasetyono, belum lama ini di Amlapura mengatakan, kegiatan yang kini tengah dilakukan mendukung kebijakan energi nasional meliputi, penerapan harga energi pada nilai ekonominya, efisiensi konsumsi dan pengembangan sumber energi alternatif. “Pengemabangan energy alternatif digiatkan pada ekonomi kerakyatan guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat di Pedesaan, sebagai basis sumber daya energi, bersandar pada usaha UKMK yang berkelanjutan,”terangnya. Dikatakan kekuatan ekonomi kerakyatan sudah terbukti ketahanannya menghadapi krisis ekonomi lebih dari satu dasa warsa.



Pagerwesi, Pemkab Karangasem Ngodalin

Pemkab Karangasem menggelar upacara piodalan di Padmasana Kantor Bupati, bertepatan dengan raya Pagerwesi(5/8) Kemarin. Sarana upacaranya menggunakan pecaruan Rsigana Mancakelud, dirangkaikan dengan upacara lainnya, yakni penyangkep karang, untuk mempersatukan bangunan Kantor Bupati yang baru usai direhab. Sementara Upakara Ngresigana bertujuan untuk membersihkan karang dan bangunan. Upacara tersebut juga dirangkaikan dengan prosesi Ngantukang Betara Sri ke Bedugul karena menggunakan lahan bekas persawahan, Mabiyakala untuk Bupati dan Wakil Bupati Karangasem, dipuput dua Sulinggih Ciwa Budha masing-masing Ida Pedanda Gede Putra Tianyar dari Geria Sindhu Karangasem dan Ida Padenda Gede Putra Demung dari Geria Budakeling.Menurut Ida Pedanda Gede Putra Tianyar makna piodalan yang dirangkaikan dengan penyucian areal perkantoran sebagai pusat aktifitas tempat kerja bagi pegawai mutlak dilakukan. Hal ini selain menjadikan lahan yang digunakan benar-benar sebagai mandala perkantoran bukan tempat persawahan.”Ada alih fungsi lahan dari persawahan menjadi pusat perkantoran,”ungkapnya. Dengan demikian menurut Ida Pedanda perlu dilakukan upacara Ngantukang Betara Sri ke pelinggih bedugul sebagai stana kekuatan Tuhan disimbolkan sebagai Dewi Sri sebagai lambang kemakmuran. Rangkaian upacara juga dilengkapi persembahan tari sakral Rejang Dewa, Wayang Gebogan, Topeng Sidakarya, Tetabuhan Gong dari Sekaa Gong Balepunduk serta Gegitaan dari Sekaa Santi Sabda Saraswati, Praharsini dan Dharma Wanita Pemkab Karangasem yang juga dihadiri Bupati I Wayan Geredeg bersama Wakil Bupati I Gusti Lanang Rai serta PNS di lingkungan Setda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar