Kamis, 23 Juli 2009

Lintas Kriminal


Siswa SMA 2 Amlapura Nekat Gantung Diri

Kematian tragis salah seorang siswa SMA 2 Amlapura, Ida Made Suardana (16tahun) di gubuk dekat rumah pamannya di Subak Camplung, Lingkungan Pekarangan, Temega, sekitar pukul 08.00 menambah deretang angka kasus gantung diri di karangasem. Warga Banjar Temega, Kelurahan Padangkerta, Karangasem Kota, termasuk siswa dan guru-guru SMAN 2 Amlapura, dibuat geger. Polisi masih memperdalam penyelidikan. Dan, yang jelas, orang tua korban yang bekerja sebagai sopir mobil bak terbuka sangat terpukul atas kejadian tersebut. Polisi maupun pihak keluarga belum bisa memastikan alasan kenekatan korban. Belakangan berkembang dugaan bahwa siswa kelas I, itu nekat gantung diri karena tertekan oleh didikan orang tuanya. Dugaan itu muncul dari prilaku korban yang belakangan sering menginap di rumah pamannya Ida Nyoman Dauh (45), masih di Lingkungan Pekarangan.
Pagi kemarin, sekitar pukul 05.00, menurut Dauh, korban pamit untuk buang air besar di kali tak jauh dari rumah. Saksi Komang Tunas (42) yang pertama kali mengetahui kejadian tragis tersebut, sekitar pukul 08.00,(23/7). Anggota Polri tersebut hendak mengambil cangkul dalam gubuk di sawah milik Gede Merta (34). Korban saat ditemukan mengenakan baju kaos putih dan celana pendek hitam dalam kondisi tergantung tak bernyawa. Lehernya terjerat tali rapia hijau yang diikatkan di kayu penyangga gubuk. Selain bekas jeratan di leher, tak ditemukan adanya unsur kekerasan pada tubuh siswa malang tersebut. ”Penyebab kematian korban masih kami selidiki, dugaan sementara, kasus ini murni gantung diri,”ujar Pahumas Polres Karangasem Syamsul Hayat seijin Kpolres Amur Candra JB.







Giliran Wanita Gila Mengamuk

Selang sehari kasus Muhammad Syawal (34), Warga Lingkungan Telaga Mas, Subagan, Karangasem, yang kesetanan membabat lima orang tetangganya menggunakan pedang, setelah bangun dari tidur siang. Hingga mengakibatkan dua korban harus dilarikan ke RS Sanglah karena lukanya cukup serius, kejadian tak kalah membuat heboh warga Jalan Jendral Sudirman Amlapura dan masyarakat yang kebetulan melintas kembali terjadi. Jika Aksi nekat Muhamad Syawal, pedagang tas kresek mengakibatkan Lima warga yang menjadi korban masing-masing Jumadi (50) mengalami luka di tangan dan punggung, Ranisah alis Mariam (45) luka di pantat dan tangan, Asnawi (50) luka di pundak dan kepala, Sahyadi (55) luka di telinga dan Tarmizi luka di perut. Jumadi dan Sahyadi dirujuk ke RS Sanglah, sedangkan yang lainnya sudah pulang dari RS Karangasem.
Ulah seorang wanita yang mengalami gangguan jiwa membuat petugas Polres Karangasem dan Polsektif Karangasem kebingungan, Kamis (23/7) kemarin. Wanita yang diduga gila itu bernama Ni Nyoman Sudanti (40 tahun). Aksi Perempuan paruh baya itu sempat menggemparkan warga di seputaran Jalan Sudirman tersebut tepatnya terjadi di depan Hotel Ganitri Oka Inn, sekitar pukul 12.30. berlangsung hampir selama satu jam. Arus lalu lintas di jalur padat penduduk itu juga sempat macet.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, sebelumnya Sudanti yang asal Desa Timbrah, Karangasem Kota itu berjalan dari arah barat, menyusuri kawasan Jalan Sudirman. Setibanya di TKP, wanita bertubuh kurus itu mendadak histeris yang karuan saja mengundang perhatian banyak orang. Dasar orang gila, bukannya malu, ditonton banyak orang malah membuat Sudanti makin berulah. Aksinya diawali dengan menaiki mobil patroli petugas Polres Karangasem sambil berteriak mengancam siapa saja berniat menangkapnya. Dia berusaha mengejar orang yang ada didepannya hingga lari pontang-panting ke badan jalan. Untuk mencegah Sudanti makin brutal dan membuat masalah di jalan raya, petugas partroli dari Sat Lantas Polres Karangasem yang kemudian datang ke lokasi kejadian bersama petugas Polsektif Karangasem, menggiring Sudanti ke halaman Hotel Ganitri Oka Inn yang berjarak 5 meter dari jalan raya. “Kami akan membawa Sudanti ke RSJ Bangli,” terang Kasat Reskrim AKP Nandang Irwanto seijin Kapolres AKBP Amur Chandra JB. Sampai sore kemarin Sudanti masih diamankan di Mapolres Karangasem. Kasat Reskirim mengatakan hal itu dilakukan untuk membantu beban keluarga serta menghindarkan kejadian serupa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar